Puisi — “Mamasa Bergerak, Tidak Bisa Dihentikan

Di Mamasa, tanah yang menunggu ketegasan,

angin membawa suara rakyat yang tidak ingin lagi dijanjikan—

1

mereka ingin diwujudkan.

Dan di barisan terdepan, dua sosok berdiri tegak

melawan segala bentuk kelalaian.

Yohanis, penjaga pendidikan,

melihat kenyataan tanpa menutup mata.

Ia tahu masa depan Mamasa ditentukan

oleh kelas yang terang, guru yang dihargai,

dan anak-anak yang tidak kehilangan harapan.

Dengan suara yang tak dapat digoyang, ia berkata:

“Pendidikan adalah pondasi Mamasa.

Siapa yang merusaknya, berhadapan dengan kami!”

Di sisinya, hadir tegas

Herman P., Ketua Lembaga Pengawal Kebijakan dan Keadilan,

suara yang tidak bisa dibungkam,

keberanian yang tidak bisa dibeli.

Ia berdiri mengawal kebenaran,

menertibkan yang menyimpang,

dan memastikan rakyat tidak lagi ditinggalkan.

Namun perjuangan tidak berjalan sendiri—

semua ini berdiri di bawah bendera besar

kepemimpinan Bupati Welem Sambolangi,

melalui visi kuat:

WS–HADIR (Welem Sambolangi – Hadir untuk Rakyat)

sebagai kompas yang memandu setiap langkah kerja,

setiap keputusan, setiap perubahan.

Dan di atas tanah Mamasa,

terpatri tujuan besar:

MAMASE — Maju, Mandiri, Sejahtera,

bukan sekadar impian,

tetapi arah pasti yang harus dicapai

dengan kerja nyata dan keberanian.

Karena itu Yohanis dan Herman P.

tidak berjalan sendiri—

mereka menggandeng seluruh stakeholder,

seluruh pemangku kepentingan:

guru, tokoh masyarakat, lembaga adat, pemuda, perempuan,

LSM, aparat desa, camat, dinas-dinas,

para pegiat kebijakan, para pengawal keadilan—

semua yang mencintai Mamasa.

 

Mereka berdiri satu suara,

satu nyala, satu tekad:

 

“Kami bersama rakyat.

Kami bersama seluruh stakeholder Mamasa.

Kami mengawal pendidikan.

Kami menjaga keadilan.

Kami menegakkan WS–HADIR.

Kami mewujudkan Mamasa:

MAJU, MANDIRI, SEJAHTERA.”

Suara mereka menghantam tembok birokrasi yang malas,

mengguncang kursi-kursi pejabat yang tidur,

dan memaksa setiap pemimpin untuk sadar:

perubahan bukan permintaan—

perubahan adalah kewajiban.

 

Hari ini, dari lembah hingga bukit,

dari sekolah terpencil hingga pusat kota,

menggema satu seruan yang tidak bisa dihentikan:

 

“Mamasa harus bangkit.

Mamasa harus maju.

Dan bersama seluruh stakeholder,

Yohanis, Herman P., dan kepemimpinan WS–HADIR—

Mamasa akan benar-benar

MAJU, MANDIRI, SEJAHTERA!”

 

Karya : HERMAN PAWAN

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *