JPPOS.ID || Penganiayaan satu keluarga oleh puluhan pemuda di kawasan wisata Danau Lau Kawar bikin Kapolsek Simpang Empat, Tanah Karo berang. Pihaknya akan segera menjemput paksa para pelaku.
Hal itu diungkapkan Kapolsek Simpang Empat, AKP Ridwan Harahap yang dikonfirmasi wartawan, Sabtu (15/5/2021). Pihaknya tidak akan mentolerir aksi-aksi brutal di wilayah hukumnya. Sebab hal itu sesuai dengan arahan Kapolda Sumut, Irjen Pol Panca Putra Simanjuntak yang mengusung konsep Presisi.
Ridwan Harahap menjelaskan, pihaknya saat ini masih melakukan pemeriksaan saksi-saksi dan menunggu hasil visum dari rumah sakit.
“Masih dalam pemeriksaan saksi saksi dan menunggu hasil VER dari RS dan perkaranya tetap diproses sesuai hukum yg berlaku,” terangnya.
Polsek Simpang Empat sebutnya, tak main-main dalam menuntaskan kasus pengeroyokan yang mengakibatkan satu keluarga babak belur, serta meninggalkan trauma pada anak-anak korban.
“Setelah nanti saksi-saksi diperiksa dan keluar VER nya baru kita lakukan upaya paksa,” tegas Kapolsek yang mengaku segera menindaklanjuti perkara tersebut dengan langsung turun ke lapangan.
Seperti diberitakan sebelumnya, Ade Chandra (44) warga Jalan Mesjid, Kelurahan TL Mulgap, Berastagi bersama keluarga mertuanya bermaksud hendak berswa foto lebaran di pinggiran Danau Lau Kawar.
Tepat di pos pintu masuk Danau Lau Kawar, kendaraan mereka dihentikan oleh beberapa pemuda, diantaranya Nefra Sitepu, anak seorang oknum kepala desa sukanalu, Kecamatan Naman Teran.
Mereka pun diminta membayar uang masuk sebesar Rp.35.000. Namun, permintaan tersebut tak langsung diamini Ade Chandra dengan menanyakan karcis masuk.
Lantaran, tak menunjukkan karcis bukti retribusi ke pihak pemerintah, salah seorang keluarga Ade Chandra nyeletuk dengan menyebut pungli. Hal itu lantas membuat emosi Nefra Sitepu dan kawan-kawan.
“Kalau tidak mau bayar, ya sudah putar balik aja, karena siapun yang mau masuk ke kawasan Danau Lau Kawar harus bayar uang sama kami,” senggak Nefra.
“Kalau gitu kalian ini pungli,” kata keluarga korban lagi.
Dan tejadilah adu argumen hingga mengundang kehadiran belasan pemuda yang membawa berbagai senjata tajam berupa pacul, kayu, besi, bambu ke arah 2 mobil keluarga Ade Chandra.
Dalam kondisi bersitegang, para pemuda memaksa sopir keluar dan melakukan penganiayaan. Hal tersebut membuat keluarga lainnya di dalam mobil turun, termasuk mertua korban.
Maksud hati hendak melerai, namun mertua korban yang berusia 63 tahun malah turut jadi korban. Bahkan, berulang kali mertua korban menyampaikan kata maaf ke para pemuda. Tapi tak digubris. Puluhan pemuda malah makin beringas.
Aksi para pelaku sempat direkam istri Ade Chandra. Tapi malang, para pelaku sepertinya menyadari dan merampas hp milik istri Ade Chandra.
Para pelaku pun meminta seluruh penumpang keluar dari dalam mobil. Namun, beruntung pintu berhasil dikunci untuk mengamankan anak-anak.
Tapi para pelaku memaksa membuka pintu mobil. “Sudah bakar saja mobilnya,” teriak para pelaku yang salah satunya diketahui anak seorang kepala desa, membuat wanita dan anak-anak di dalamnya ketakutan.
Tak mau makin konyol, salah satu keluarga berusaha menelpon petugas polisi untuk meminta bantuan. “Jika kalian tidak melepaskan kami maka kita tunggu sama-sama disini, sebentar lagi polisi datang, mereka (polisi) sudah dijalan,” teriak salah seorang wanita dari dalam mobil.
Mendengar hal tersebut para pelaku mulai tersadar jika mereka telah melakukan tindak pidana. Tak lama setelah itu, para korban baru dilepaskan.
Pihak keluarga langsung menuju Polsek Simpang Empat untuk membuat Laporan Polisi beserta pengambilan visum ET revertum ke Puskesmas Simpang Empat, Kab. Karo. (I Harahap)