Jppos.id, Lampung Timur—Rasa kesal para aktivis, kepada Bupati Lampung Timur nampaknya tak terbendung, sebagai ujud kekesalan dari aktivis gabungan dari beberapa elemen, Tokoh masyarakat, LSM dan Organisasi di Lampung Timur, membentangkan Spanduk dihadapan peserta Musyawarah Perencanaan Pembangunan Kabupaten (Musrenbangkab), di Aula Rumah Dinas Bupati, senin (20/03/2023).
Kegiatan Musrenbangkab yang dihadiri oleh Kepala Bappeda Propinsi mewakili Gubernur Lampung, Dandim 0429 Lampung Timur, perwakilan Polres Lampung Timur, Sekdakab, para asisten, staf ahli, Kepala Dinas/Badan, Camat, Kepala Desa, dua orang akademisi dari Itera dan Unila sebagai narasumber dan para undangan yang terdiri dari berbagai unsur membentangkan Spanduk berukuran lebih kurang 1 x 3 m.
Spanduk tersebut bertuliskan
PAK BUPATI …
Bukti dukungan kami terhadap pembangunan kami sanggup menarik kembali 107 miliar Kasda Lampung di Tripanca Jika Pak Bupati Mendukung.
Suasana Musrenbang sempat tegang karena Sopiyan subing, melakukan interupsi dan ditolak oleh moderator Musrenbang yaitu Ir. M. Jusup yang juga sebagai Sekdakab Lampung Timur.
“Silahkan yang tidak sempat menyampaikan aspirasinya agar menyampaikan secara tertulis”, tegur Sekdakab mencoba mengendalikan suasana.
Interupsi dilakukan oleh Sopiyan karena Sekdakab memberikan waktu lebih banyak ke Internal Pemda yaitu Kepala Dinas, Camat, Kepala Desa baru ke masyarakat.
Sopiyan mengatakan semestinya acara musrenbang itu moment masyarakat menyampaikan aspirasinya kalau kesempatannya banyak diberikan kepada para pejabat, padahal menurut Sopiyan Subing, antar pejabat bisa saling koordinasi diluar acara ini.
“Dua hal ingin saya sampaikan pertama 24 Tahun usia pembangunan di Lampung Timur masih menjadikan penghuni Way Kambas sebagai kebanggaan yang diexplore dalam pembangunan, tetapi manusia dan budaya yang ada di Lampung Timur juga sangat kaya belum terlihat dalam bentuk wacana sekalipun” tutur Sopiyan
“Ada Abung Siwo Migo, Sekampung Libo, Sekampung Limo Migo, ada juga Keratuan Melinting, yang tidak ada di tempat lain di Provinsi Lampung ini, dimana masing-masing ada keunikan budayanya”. Tambah Sopiyan.
Selanjutnya, Sopiyan Subing menyampaikan point kedua.
“Yang kedua, Musren salah satu titik tolaknya adalah bagaimana mampu memahami masalah yang ada, mengatasi masalah itulah riilnya pembangunan tadi disampaikan oleh rekan Rifki ketua Askonas Lampung Timur ada RT, hansip, lembaga-2 desa, kontraktor yang mencapai ratusan miliar maka dalam kesempatan ini kami menyatakan kesanggupan kepada Bupati Lampung Timur juga seluruh peserta yang hadir untuk membantu menarik Dana Kasda yang ada di Tripanca,”
“akan kami tunjukan caranya, izin kami akan bentangkan tulisan sebagai bukti bahwa kami benar-benar serius tapi sayang sejak 26 Januari 2023 diputuskan oleh Wakil Bupati untuk membentuk tim kajian sampai sekarang tidak ada realisasinya bahkan ada kabar Bupati menolak pembentukan tim ini, lalu tanggal 17 Februari 2023 Ketua, komisi I dan IV DPRD Lampung Timur memutuskan pembentukan Pansus Tripanca dijanjikan sebulan kemudian (17/03/23) untuk disahkan tapi hingga sekarang belum ada kepastian, khan,, masalah nyata Lampung Timur itu adalah masalah keuangan, ini ada peluang uang kok sepertinya gak respon” tutup Sopiyan, pada saat intrupsi.
Penyampaian Sopiyan Subing tersebut ditanggapi oleh Sekda Lampung Timur bahwa masalah Tripanca adalah masalah lama, yang tidak mudah untuk diselesaikan, ada dana 10 miliar di Kas Negara (Uang pengganti dari Terpidana Sugiharto Wiharjo alias Alay,) yang sedang diupayakan untuk ditarik ke Kasda Lampung Timur, namun ternyata banyak teknis yang harus dilalui.
Di luar acara Musrenbang Sopiyan Subing, menanggapi pernyataan Sekda tersebut, bahwa eksekutif Lampung Timur menerima informasi salah dan sesat, serta memang masuk perangkap mafia yang telah menjarah aset-aset tersebut.
“Saya heran, kok,, Bupati tidak mau meluluskan apa yang telah diputuskan oleh Wakil Bupati, pada saat audiensi dengan gema p5h (26/02/23), heran, yaa,, Bupati tidak mau ketemu dengan gema p5h yang notabene warga Lampung Timur” jelas Sopiyan
“Ada informasi keengganan Bupati ini karena masukan yang diberikan oleh Sekda dan Kabag Hukum kalau tidak setuju dengan statemen saya mari ketemu dengan gema p5h kalau tidak mau berarti informasi itu benar”. Keluh Sopiyan.
Pada kesempatan yang sama, Sopiyan Subing mengapresiasi sikap Legislatif Lampung Timur, yang memutuskan untuk membentuk PANSUS, terhadap apa yang disampaikan oleh gema p5h, walaupun pada tahun 2010 hasil Pansus DPRD Lampung Timur, tentang aset ini dengan hasil nihil karena sudah diambil terlebih dahulu oleh pihak lain.
Pada akhir wawancara, Sopiyan menjelaskan bahwa awalnya Bupati Lampung Timur, hadir dalam kegiatan ini namun setelah menyampaikan sambutan, langsung pergi tanpa pamit ke peserta Musrenbangkab.
“Awalnya, Pak Dawam, hadir dan sempat menyampaikan sambutan tapi kemudian meninggalkan arena musrenbangkab tanpa pamit ke peserta Musrenbangkab,”
“ada informasi, Bupati pergi karena ada acara pemeriksaan BPK RI di Bandar Lampung, tetapi ada isu lain, karena Bupati sudah mendengar informasi ada “demo dadakan” diacara Musrenbangkab tersebut” tutup Sopyan.
Pewarta: Spyn