JPPOS.ID || Humbahas – Kelompok Tani ” Ria Bersinar ” Desa Riaria Kecamatan Pollung, mengaku setelah memanfaatkan program Food Estate ( FE ) yang merupakan program strategis nasional 2020-2024 untuk menjaga ketahanan pangan dalam negeri, dari kegiatan usaha budi daya tanaman ini pendapatan mereka semakin meningkat. Mereka mengaku, naik menjadi Rp 8 sampai 9 juta perbulan saat dikonfirmasi awak media di Lahan panen Desa Ria-ria selasa ( 07 / 03 / 2023 )
Pengakuan kelompok tani ini dikutip dari Ketua Kelompok Tani Ria Bersinar Haposan Siregar, disela panen kentang dilokasi Food Estate Desa Riaria, belum lama ini.
Dijelaskannya, ia mengikuti bersama kelompok taninya pada program food estate ini dikarenakan menjanjikan. Lantaran, program ini pemerintah menyediakan perusahaan yang mau kerjasama dengan pihak petani. Salah satunya, PT Parna Raya.
Dari kerjasama, mereka melakukan usaha budi daya tanaman, mulai menanam bawang merah, bawang putih, jagung hingga kentang. Dari Budi daya ini, perusahaan memberikan mereka permodalan, mulai pupuk, membayar pekerja, hingga pasaran.
Masih dikatakan, ketua kelompok ini, dalam kerjasama itu tadi, petani mendapat keuntungan berupa bagi dua dengan pihak perusahaan telah pasca panen. penghasilan ini dari pertanaman yang sejak kami lakukan dengan bekerjasama pihak PT Parna Raya, mulai hasil bawang merah,bawang putih, jagung dan kentang,” katanya.
Jadi, jelas meningkat penghasilan , awalnya penghasilan kami sekitar 1 juta perbulan kotor, itu pun tergantung harga di pasar, kalau sekarang saya pribadi sudah mengantongi penghasilan 8-9 juta perbulan,” ungkap Haposan.
Sementara, Manajer Lapangan PT Parna Raya Harapan Simbolon, mengaku bahwa perusahaannya bekerjasama dengan petani bukan mencari keuntungan , namun membantu pemerintah dalam program menjaga ketahanan pangan.
Kita murni untuk membantu program pemerintah dalam ketahanan pangan nasional. Jadi, kita bekerjasama pada petani dengan membantu mereka semuanya, mulai dari benih, pupuk sampai upah pekerja kita anggarkan semuanya 140 juta rupiah per hektarnya,” ungkapnya.
Masih dikatakanya, selama membantu program pemerintah, sudah ada tiga kelompok tani yang bekerjasama dengan pihak perusahaanya dengan luasan lahan 11,5 hektar lahan.
Dari luas 11,5 hektare itu, menurutnya, varietas pertanian yang digarap, diantaranya pertanian kubis seluas 1 hektar, jagung 5 hektar dan kentang 5,5 hektar.
Kita menjalin kerjasama dengan tiga kelompok tani, ada Kelompok tani Ria Kerja, Ria Bersinar dan Kelompok Karejo, jadi luasan lahan mereka ada 11,5 hektar, untuk kubis 1 hektar, jagung 5 hektar dan kentang 5,5 hektar,” sebutnya.
Sebelumnya, kelompok tani ini panen kentang dilahan seluas satu hektar mencapai 18 ton. Kualitas dari kentang ini, ternyata berukuran extra jumbo, padahal proses penanaman 100 hari.
Hasilnya sangat bagus. Dari rendom sampling perbatangnya mengeluarkan 0,75 kg kentang perbatang dengan jumlah populasi 24 ribu batang kentang,” ungkapnya Haposan dengan raut wajah sumringah.
Selain dari kualitasnya, ternyata harga rata-rata yang diperoleh dari hasil panen kentang dengan kualitas super berkisar 11-12 ribu per kilogramnya.
Sedangkan, untuk kualitas lokal 6-7 ribu rupiah, dan untuk kualitas rendang 3-4 ribu per kilogramnya.
Kalau, kuwalitas lokalnya akan diolah menjadi benih sehingga tidak lagi membeli dari luar daerah dengan harga yang tinggi,” ujar Haposan didampingi manager lapangan PT Parna Raya Harapan Simbolon, dan Kepala Agronom PT Parna Raya Sakinah Lumbangaol.
Sekaitan sorotan bahwa program lahan food estate banyak yang bilang gagal, dan mangkrak, Haposan mengingatkan jangan menyebarkan berita fitnah.
Menurutnya, bahwa program holtikultural di Humbahas sudah cukup membuat masyarakat senang. Itu dikarenakan, pendapatan mereka yang sebelumnya hanya kecil dari proses pertanian kini memuaskan.
kalau ada yang bilang gagal, itu sangat bertentangan dengan yang kami rasakan, kalau menyebarkan berita jangan hanya yang gagalnya. (T Sihite)