Sektor Perikanan Di Kecamatan Maja Butuh Perhatian

JPPOS.ID/Lebak, Kecamatan Maja adalah salah satu Kecamatan yang ada di Kabupaten Lebak Provinsi Banten , yang terdiri dari 14 Desa,  diantaranya Desa Maja, Desa Maja Baru, Desa Sangiang, Desa Tanjung Sari , Desa Cilangkap, Desa Pasir Kembang, Desa PasirKecapi, Desa Padasuka, Desa Mekarsari, Desa Binong, Desa Gubugan Cibeureum, Desa Sindang Mulya dan Desa Curugbadak, dalam perkembangannya Maja memiliki banyak perubahan, yang diantaranya dulu banyak sekali area pesawahan luas milik warga Kecamatan Maja, kini hal tersebut sudah hanya tinggal kenangan di gantikan dengan gedung Perumahan yang tak terhitung jumlahnya.


Dimasa transisi dan ditengah wabah Covid19 yang sedang melanda negeri ini rupanya warga Kecamatan Maja tidak putus asa dan terus berusaha meningkatkan tarap hidupnya, hal ini dibuktikan dengan keberadaan budidaya ikan air tawar yang menyebar di setiap desa yang ada di Kecamatan Maja.


Endra Purnama, S.P, selaku Koordinator Mantri Tani Desa Kecamatan Maja menerangkan kepada Jurnal Polisi bahwa dirinya telah melakukan pendataan tentang pembudidayaan perikanan yang ada di Kecamatan maja dari bulan Maret hingga akhir Agustus, hal ini bertujuan untuk update data pembudidaya perikanan di kabupaten Lebak.


Berdasarkan data yang saya dapatkan Dari 14 desa yang ada di Kecamatan Maja hasilnya di semua desa terdapat Budidaya perikanan air tawar baik itu pembenihan maupun pembesaran, namun mayoritas yang banyak di budidayakan adalah pembesaran ikan lele.


Saya lihat sendiri pembudiya lele banyak sekali di Kecamatan Maja, mereka belajar Budidaya lele dengan otodidak tanpa pernah dibekali dengan pelatihan bagaimana cara budidaya yang benar,dirinyapun berharap kepada semua pihak pemangku kebijakan agar di adakannya pelatihan tentang budidaya perikanan untuk meningkatkan hasil panen pembudidaya di Kecamatan Maja, di tambah lagi persoalan banyak sekali pembudidaya menyampaikan ke saya bahwa harga bibit dan pakan yang selalu naik yang sulit di jangkau yang membuat para pembudidaya memutar otak untuk mencari pakan alternatif guna memenuhi kebutuhan pakan ikan miliknya.


Terlepas dari itu, dirinya selalu memberikan motivasi kepada seluruh pembudidaya agar terus semangat dalam berbudidaya baik secara mandiri maupun kelompok untuk terus meningkatkan pengetahuannya tentang budidaya perikanan khususnya disaat pandemi Covid 19 melanda.


Endra pun menambahkan saat ini hasil panen ikan lele yang mereka hasilkan rata-rata  mencapai 2 sampai dengan 3 Kwintal per sekali panen dan dihargai Rp.16.000,- sampai Rp.17.000 /kilo oleh tengkulak maupun pemancingan.


Janin seorang pembudidaya Lele Kp. Pongpok, Desa Curugbadak mengaku sudah 3 tahun dirinya berbudidaya ikan lele,dirinya dan ke 10 orang temannya terus bertahan berbudidaya ikan lele di tengah himpitan covid19 yang melanda serta himpitan bibit dan pakan yg terus mengalami kenaikan.


Janin pun menambahkan menurutnya hambatan utama berbudidaya ikan lele adalah faktor air,jika kita kurang faham dengan kodisi air maka yang akan terjadi adalah munculnya beberapa penyakit yang ada pada lele ,seperti perut kembung, kumis kriting, moncong putih dan lain sebagainya,
(Sutisna)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *