JURNALPOLISIPOS.ID||MOROWALI UTARA – Pemerintah Kabupaten Morowali Utara menggelar acara Focus Group Discussion (FGD) Refleksi 7(Tujuh) Tahun Pencapaian Pelayanan Pemerintahan dan Pembangunan untuk melakukan pembahasan isu aktual dan trategis serta berkelanjutan dalam meningkatkan Ekonomi, Politik, Sosial, Budaya, Infrastruktur dan Kerukunan Antar Umat Beragama, bertempat di Ruang Pola Kantor Bupati Morowali Utara. Senin – (28/12/2020).
Dalam acara ini turut hadir Pimpinan DPRD Morut H. Idham Ibrahim, Forkopimda Kabupaten Morowali Utara, Sekda Ir. Musda Guntur, MM., Staf Ahli dan Para Asisten I dan III Setkab Morut, Para Pimpinan OPD, Para Camat, DR. Haliadi, SS.,M.Kom selaku Narasumber Akademisi UNTAD, Perwakilan Pejuang Pemekaran Kabupaten Morowali Utara, Pimpinan Parpol, Tokoh Agama, Tomas, Tokoh Pemuda, Tokoh Adat. Turut serta juga secara virtual melalui aplikasi zoom, staf khusus Komisi II DPR RI Sese L. Pode.
Dalam merefleksikan 7 (tujuh) tahun pemekaran Kabupaten Morowali Utara pada tahun 2020 ini, sejenak saya mengajak kita untuk melihat dan menghayati lembaran perjalanan tujuh tahun dimana terpampang sejumlah pencapaian sekaligus terbentang sejumlah tantangan dan persoalan yang menjadi catatan dan perhatian seluruh komponen pembangunan di daerah ini”
Setidaknya ada beberapa tantangan besar yang masih kita hadapi hingga saat ini dan dimasa mendatang, yakni tantangan terkait penciptaan pertumbuhan ekonomi, penanggulangan kemiskinan dan penciptaan lapangan kerja; tantangan terkait pembangunan tata kelola pemerintahan; serta tantangan terkait peningkatan pembangunan infrastruktur dan sarpras penunjang bagi pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat.
Meskipun sebagian permasalahan daerah diberbagai sektor pembangunan telah kita urai sedikit demi sedikit, setahap demi setahap hingga kita dapat melihat bahwa perubahan itu ada dan menghasilkan pertumbuhan positif bagi pembangunan di daerah ini.
Momentum 7 (Tujuh) tahun pemekaran Morut ini hendaknya kita jadikan sebagai wahana reflektif untuk melakukan serangkaian evaluasi atas apa yang telah kita laksanakan, dalam kontribusi memberikan warna dan makna bagi perjalanan sejarah kabupaten Morowali Utara.
Kita ketahui bersama bahwa saat ini daerah kita bahkan diseluruh belahan dunia dihadapkan pada persoalan pandemi covid-19, maka menjadi kewajiban kita bersama seluruh stakeholder untuk bersinergi melakukan upaya-upaya yang diperlukan agar penerapan protokol kesehatan penanganan pandemi covid-19 dapat berjalan dan ditaati oleh seluruh masyarakat.
Selain tantangan tersebut, terpampang pula pencapaian pembangunan di daerah ini seperti telah terbangun 14 Pusat Kesehatan Masyarakat (PKM) terstandar, yang secara bertahap kita tingkatkan terus status perawatan dan kelengkapan sarana prasarananya kemudian Pembangunan Rumah Sakit Pratama di Kecamatan Bungku Utara.
Beberapa pembangunan infrastruktur sarana pendidikan, sarana jalan dan jembatan Kabupaten yang mana kami telah berupaya secara maksimal untuk membuka beberapa akses jalan ke daerah sentra perekonomian di Kecamatan dan akses daerah pedalaman khususnya di Bungku Utara dan Mamosalato.
Selain itu pembiayaan BPJS masyarakat kurang mampu melalui program kartu Morut Sehat yang hingga tahun ini sudah mengcover hampir 90% jumlah masyarakat kurang mampu di Kabupaten Morowali Utara, serta masih banyak lagi pencapaian Pemerintahan dan Pembangunan yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu.
Semua pencapaian ini kami tidak kerjakan sendiri melainkan tercipta melalui kolaborasi bersama legislatif, yang turut memegang peran penting dalam menjaga dan memastikan agar seluruh APBD serta pemanfaatan potensi sumber daya daerah ini benar-benar dirasakan, dimanfaatkan dan dikelola demi kesejahteraan masyarakat Kabupaten Morowali Utara.
Diakhir sambutan ini saya berpesan “1 bulan sebelum masa jabatan saya berakhir sebagai Bupati saya menyampaikan Permohonan Maaf karena masih banyak permasalahan daerah yang belum sepenuhnya tuntas terselesaikan. Olehnya saya mengajak seluruh jajaran Pemda terutama ASN dan seluruh jajaran birokrasi, baik ditingkat Kabupaten, Kecamatan maupun Desa, mari kita bekerja lebih giat lagi untuk memberikan yang terbaik bagi daerah dan masyarakat, tingkatkan profesionalisme dan kompetensi karena tanpa birokrasi yang kompeten, loyal dan profesional, prestasi Pemerintahan tidak akan mungkin terukir dalam sejarah Morowali Utara yang tercinta ini.”
Acara diskusi selanjutnya dipimpin oleh Moderator Bapak Tanwir Lamaming, MA., diawali dengan pemutaran film dokumenter perjuangan pemekaran kabupaten Morut serta mendengarkan sambutan sekaligus narasumber dari Akademisi UNTAD, Staf Khusus DPR RI serta beberapa saran dan masukan dari para tokoh di Kabupaten Morowali Utara.
(Revino/JP – Sulteng)