JPPOS.ID_KLATEN — Sejumlah petani di Klaten yang lahannya diprediksi terdampak Jalan Tol Yogya- Solo masih kebingungan mencari lahan pengganti. Petani belum menentukan apakah tetap menjadi petani dengan membeli sawah di tempat lain atau berganti usaha.
Seperti yang dialami salah satu petani asal Desa Kokosan, Kecamatan Prambanan, Heri (49). Ia mengaku lahan pertaniannya seluas 1 petak atau 1.900 meter persegi bakal terkena proyek jalan tol. Patok silinder berwarna kuning sudah juga mulai terpasang di tengah sawah.
Dirinya juga mengaku sudah diundang untuk mengikuti sosialisasi dan konsultasi publik. Saat ini dirinya bersama warga lain masih menunggu tahapan selanjutnya. Meski demikian, Heri mengaku sampai saat ini masih bingung karena belum ada pandangan lahan pengganti.
Bahkan harga beberapa lahan pertanian di desa setempat yang tidak terdampak jalan tol sudah mulai naik. Heri mengungkapkan, lahan di area tengah Desa Kokosan yang awalnya Rp 400 juta per petak, kini naik menjadi Rp 600 juta per petak. Satu petaknya berukuran 1.600 meter.
Hal senada juga disampaikan petani lain di Desa Glagahwangi, Polanharjo, Supri. Ia yang selama ini mengandalkan sawah sebagai profesinya juga masih bingung harus mencari lahan pengganti. Sehingga, ia berharap ganti kerugian proyek jalan tol diperhitungkan dengan baik.
Sehari-hari sebagai petani. Kalau bisa ya gantinya sepadan, agar bisa cari lahan lain. Karena pasti nanti lahan lain juga naik harganya, urai dia.
Sementara itu Kepala Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan (DPKPP) Klaten, Widiyanti menjelaskan total lahan pertanian di Klaten yang diprediksi terkena jalan tol sekitar 375 hektar. Dari jumlah itu, hampir 80 persen lahannya merupakan sawah produktif.
Penulis (Giri)