Jppos.id, Lampung Timur—Sejumlah mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) DARUSSALAM LAMPUNG, merasa keberatan adanya pemotongan bantuan bea siswa yang diperoleh dari Kartu Indonesia Pintar (KIP) kuliah.
Tidak tanggung tanggung pemotongan yang dilakukan oleh pihak yayasan yang beralamat di Desa Labuhan Ratu satu, Kec Way Jepara , Lampung Timur itu mencapai 800 ribu – 2 juta rupiah per mahasiswa.
Hal itu diungkap oleh seorang mahasiswa sebut saja Bintang (nama disamarkan), yang mengaku bea siswa yang diperolehnya dari KIP diminta oleh pihak Yayasan dengan alasan untuk Sodaqoh, senin (20/3/23)
” Awalnya pihak yayasan minta itu untuk Sodaqoh ” ujar Bintang.
Menurut Bintang, pihak Yayasan meminta pemotongan tersebut tidak boleh bocor, ke mahasiswa baru ataupun pihak luar kampus.
“Anak-anak dikumpulkan untuk menandatangani surat pernyataan telah menerima uang KIP sebesar 6,6 jt. Dan diminta tidak membocorkan masalah pemotongan” kata Bintang.
Bintang menjelaskan, bea siswa yang diperolehnya sebesar 6,6 jt. Persemester.
“Untuk bayar ke UKT 2,4 jt persemester. Lalu diminta oleh pihak yayasan ada yang 800 ribu sampai dengan 2 Jt rupiah setiap mahasiswa” ungkapnya.
Menurut Bintang, pemotongan itu dilakukan sejak tahun 2021. Awalnya pihak yayasan meminta itu untuk Sadaqoh seikhlasnya.
“Kami para mahasiswa merasa keberatan pemotongan itu. Karena kami benar benar membutuhkan dana tersebut ” ujar Bintang.
Ketua yayasan STAI DARUSSALAM, Jamiluddin Yacub mengatakan, bahwa dana yang diambil dari mahasiswa penerima KIP bukanlah pemotongan melainkan pemerataan bagi mahasiswa lainnya yang juga kurang mampu.
Menurutnya tidak ada pemotongan dari pihak yayasan maupun dari pengelola, namun ada yang namanya pemerataan
“Pemerataan harus dilakukan karena pelamar 2 kali lipat dari jumlah kuota yang ada. Angkatan pertama ” ujarnya, kamis (23/3/23).
Selanjutnya, Jamiluddin mengungkapkan, kuota KIP tahap satu sebanyak 10, lalu tahap dua sebanyak 12, dan tahap tiga sebanyak 10 mahasiswa yang mendapatkan KIP.
Sehingga dilakukan pemerataan bagi mahasiswa lainnya. Apabila tidak dilakukan maka lebih dari separo mahasiswa yang tidak bisa kuliah.
” Untuk angkatan ke satu itu 800 ribu dan angkatan dua 2jt rupiah, itu dilakukan karena mayoritas kondisinya tidak mampu” ungkapnya.
Jamiluddin pun berujar, bahwa hal itu dilakukan karena ada contohnya yang dilakukan oleh sekolah lain.
“Bahkan dipulau Jawa di bagi 3, dari KIP 6,6jt dibagi kepada 3 mahasiswa” ujarnya.
Jamiluddin mengatakan, bahwa kebijakan itu dilakukan oleh pihak yayasan untuk menolong mahasiswa lain yang kurang mampu.
” Kalau tidak dilakukan lebih separo mahasiswa tidak dapat kuliah” kata dia.
Pewarta: (Spyn/ Tim)