JPPOS.ID | MEMPAWAH, KALBAR – Kalimantan Barat memiliki mangrove seluas 177.023,738 ha. Kawasan hutan mangrove ini terutama tersebar di lima kabupaten, yakni Kabupaten Kubu Raya, Kabupaten Sambas, Kabupaten Mempawah, Kabupaten Kayong Utara, dan Kabupaten Ketapang.
Mengingat mangrove merupakan salah satu ekosistem laut yang memiliki peranan sangat penting bagi kehidupan masyarakat pesisir, maka rehabilitasi kawasan mangrove perlu dilakukan agar luasan hutan mangrove terus bertambah.
Bertambahnya ekosistem mangrove berdampak positif terhadap resiliensi pesisir Kalimantan Barat dan menjadi sumber penghidupan yang tidak hanya bernilai ekonomi bagi masyarakat, tapi menunjang keberlangsungan kehidupan manusia.
Ekosistem mangrove memiliki peran besar dalam menghadapi perubahan iklim yang sekarang terjadi.
Berangkat dari persoalan tersebut, Gemawan melakukan edukasi kepada siswa siswi SMA Negeri 1 Mempawah tentang pentingnya menjaga ekosistem mangrove di Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat, pada Rabu (15/03/2023).
Pantauan jppos.id Kalbar, dalam kegiatan tersebut peserta sangat antusias. Lani Ardiansyah, Koordinator Community Organizer (CO) Gemawan Wilayah Kabupaten Mempawah hadir sebagai narasumber. Ia menyampaikan materi tentang pentingnya menjaga ekosistem mangrove demi keberlangsungan kehidupan.
Dia pun menunjukan beberapa foto dan video dokumenter sebagai upaya Gemawan melakukan kampanye perlindungan kawasan mangrove di Kalimantan Barat. “Gemawan ingin mewujudkan kawasan Borneo Mangrove Center, yakni sabuk mangrove yang mengikat pesisir Borneo dalam satu kesatuan. Untuk merealisasikannya, dilakukanlah Borneo Mangrove Action,” terangnya.
Payung besar kegiatan ini, jelas Lani, adalah Aksi Jaga Pesisir (SIGAP). “Selama ini Gemawan telah beraktivitas di kawasan pesisir. Borneo Mangrove Action ini adalah bagian dari SIGAP,” imbuhnya.
Melalui Borneo Mangrove Action, Gemawan mengangkat potensi dan peran mangrove bagi alam dan manusia. “Kami yakin aksi ini memerlukan keterlibatan generasi muda Kalimantan Barat. Karena itulah kami melakukan sosialisasi agar memantik kebanggaan generasi muda kita atas keberadaan ekosistem mangrove kita. Karena itu pula kami mengangkat pesan Love Mangrove,” tambah Ucup, sapaan akrabnya.
Lebih lanjut, ia katakan tujuan mereka menyampaikan kepada para siswa siswi tentang pentingnya fungsi ekosistem mangrove untuk kehidupan manusia, yaitu mencegah adanya kerusakan seperti akibat abrasi air laut, dan sebagai penahan ombak. “Dengan menyampaikan ini, kami berharap cinta mereka terhadap mangrove juga dapat tumbuh,” katanya lagi.
Ucup juga menjelaskan peran penting mangrove yang mampu menyerap karbon/ Gas CO² lebih banyak dari jenis tumbuhan lain. Hutan mangrove juga berperan sebagai “rumah” bagi beragam keanekaragaman hayati, seperti ikan tembakul, tengkuyung, kepah, kepiting, burung dan juga primata endemik mangrove, bekantan, yang kini hampir punah.
“Begitu banyak kebaikan ketika manusia mampu melindungi mangrove, tanaman ini memiliki nilai secara ekonomi yang mampu meningkatkan taraf hidup ekonomi masyarakat,” lanjutnya.
Yorie Aira Rizkyesa selaku Siswa SMAN 1 Mempawah yang mengikuti kegiatan tersebut, mengaku senang dengan adanya edukasi yang dilakukan oleh Gemawan, karena menurutnya kegiatan ini sangatlah bermanfaat terhadap pengetahuan mangrove di Lingkungan Pelajar.
“Saya berharap dengan adanya kegiatan ini timbul kepedulian terhadap abrasi di pesisir pantai Mempawah,” harapnya.
Sementara itu, Garciac Febrianto selaku Waka Kesiswaan SMAN 1 Mempawah mengungkapkan rasa berterima kasihnya kepada Gemawan karena telah melakukan edukasi peduli pesisir terhadap siswa siswi SMAN 1 Mempawah.
“Saya berharap kegiatan seperti ini tetap dilakukan secara Continue agar bisa menimbulkan karakter kepedulian lingkungan terhadap siswa siswi,” harapnya. (Zar)