JPPOS.ID || BENGKULU SELUMA – SDN 24 Sukaraja merupakan sekolah paporit dilingkungan desa Lubuk Sahung, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Seluma, kalau melihat kondisi gedung memang masih bisa dikatakan masih bagus, mengingat jumlah siswa yang lumayan banyak, sangat disayangkan tidak didukung pasilitas sarana maupun prasarana kesehatan siswa, terutama sarana toilet.
kurang idealnya jumlah antara siswa dan toilet ini sangat dikhawatirkan akan menggangu penggunaan toilet sekolah dengan jumlah siswa 152 sementara toilet nya cm terdapat 2 pintu.
Disamping toilet dilokasi sekolah’ SD 24 ini masih ada lagi gedung yang sangat Memprihatinkan termakan usia, gedung itu bisa dulunya digunakan sebagai gedung perumahan guru, namun kini digunakan tempat siswa berkumpul, dengan segala keterbatasan kondisi gedung kini dimanfaatkan buat berjualan, hal inilah yang sangat dikhawatirkan bila terjadi keguguran material yang sudah termakan usia.
Kalau soal toilet sempat juga diusulkan, namun hingga kini belum juga kesampaian.
Kepala SDN 24 Sukaraja, Yanmar Eksan, menjelaskan bahwa bangunan bekas perumahan guru yang kini digunakan sebagai kantin sekolah sudah dalam kondisi rusak dan lapuk. Meski demikian, bangunan itu masih dimanfaatkan warga sekitar untuk berjualan karena tidak ada tempat lain.
“Bangunannya sudah lama tidak dihuni karena memang tidak layak. Tapi karena kebutuhan, ibu-ibu tetap berjualan di situ. Anak-anak jajan setiap hari di bawah bangunan yang kami khawatirkan bisa roboh,” ujar Yanmar saat ditemui pada Selasa, 22 Juli 2025.
Ia menambahkan, meskipun kondisi ini sudah disampaikan secara lisan kepada pihak Dinas Pendidikan, belum ada kepastian soal perbaikan. Pihak sekolah berharap ada bantuan rehabilitasi untuk mengganti bangunan yang rawan roboh tersebut.
Selain bangunan kantin, Yanmar juga mengungkapkan persoalan sanitasi yang belum terpenuhi di sekolahnya. Menurut penilaian dari pihak Puskesmas, jumlah toilet di SDN 24 Sukaraja tidak mencukupi untuk 152 siswa yang ada, sehingga belum memenuhi standar kesehatan.
“Puskesmas sudah menyampaikan bahwa fasilitas WC kami belum sesuai standar. Jumlahnya tidak ideal, terutama jika dibagi antara siswa laki-laki dan perempuan,” katanya.
Kondisi toilet juga mulai rusak secara fisik, dengan atap yang bocor dan material bangunan yang lapuk. Beberapa fasilitas sudah tidak bisa digunakan dengan layak.
“Kami sudah mengusulkan perbaikan WC sejak beberapa waktu lalu, tapi sejauh ini belum terealisasi. Kami sangat berharap tahun ini usulan itu bisa dijawab,” ujar Yanmar.
Heno.








