Makassar – Jppos.Id Pimpinan Redaksi Lemkira News, Rizal Rahman, mengunjungi kantor Inspektorat Sulawesi Selatan di Jalan AP Pettarani, Makassar, untuk mengkonfirmasi dugaan ketidaksesuaian mekanisme dalam pengerjaan dua Sekolah Luar Biasa (SLB) swasta di Kabupaten Luwu. Kedua SLB tersebut adalah SLB Al-Imran dengan alokasi anggaran Rp 189 juta melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) dan SLB Miftahul Jannah dengan anggaran serupa pada tahun 2024, yang dikerjakan oleh CV Bitung Manis.
Kunjungan Rizal dilakukan pada hari Senin, 20 Januari 2025 sekitar pukul 14.30 WITA, dengan tujuan menggali informasi mengenai sejauh mana Inspektorat melakukan pengawasan terhadap proyek tersebut. Saat memasuki ruang kerja Inspektorat Bidang Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) II, yang menangani Dinas Pendidikan Sulawesi Selatan, Rizal bertemu dengan salah satu staf yang mengaku tengah sibuk menyelesaikan laporan pemeriksaan.
Dalam percakapan yang berlangsung kritis, Rizal menegaskan pentingnya transparansi dalam pengelolaan dana publik. “Kami hanya ingin memastikan bahwa pengawasan terhadap proyek-proyek ini berjalan sesuai mekanisme, karena gaji bapak juga berasal dari rakyat,” tegas Rizal.
Syafrisal, Ketua Tim ISBAN II, akhirnya menerima Rizal dan memberikan penjelasan terkait proyek tersebut. Menurut Syafrisal, pengawasan terhadap kedua SLB tersebut belum masuk dalam progres pemeriksaan yang dilakukan oleh Inspektorat. Informasi ini kemudian diperkuat oleh pernyataan salah satu staf Inspektorat bernama Ibu Ocang, yang mengungkapkan bahwa kedua SLB tersebut tidak termasuk dalam prioritas pemeriksaan tahun ini. Namun, Ibu Ocang tidak memberikan alasan yang jelas dan langsung meninggalkan ruangan.
Selain membahas pengerjaan dua SLB, Rizal juga menanyakan mengenai pengadaan buku pelajaran yang didistribusikan ke sekolah-sekolah melalui Dana BOS. Syafrisal mengungkapkan keprihatinannya terhadap pengadaan buku yang dinilai tidak efektif. “Kami akan membekukan penerbit yang selama ini memasok buku ke sekolah, karena buku-buku tersebut hanya menjadi tumpukan di perpustakaan dan akhirnya dimakan rayap,” ujar Syafrisal.
Lemkira News terus menyoroti isu transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan dana publik, terutama di sektor pendidikan. Rizal berharap kunjungannya dapat mendorong pihak terkait untuk memperbaiki sistem pengawasan dan memastikan bahwa dana pendidikan benar-benar digunakan untuk kepentingan siswa dan sekolah.
Kasus ini menjadi penting dan harus melakukan pengawasan ketat terhadap penggunaan anggaran pendidikan, agar setiap rupiah yang diinvestasikan oleh negara dapat memberikan manfaat nyata bagi masyarakat. Lemkira News berkomitmen untuk terus mengawal isu ini dan memberikan informasi yang transparan kepada publik. (Muh Syam)