JPPOS,Id.Belalau lampung barat – Seorang pendaki asal Kotabumi Lampung Utara meninggal dunia di puncak Gunung Pesagi Lampung Barat.
Diketahui korban merupakan seorang pria Lanjut Usia (Lansia) bernama Sape’i berumur 64 tahun yang mendaki pada Sabtu 24 Februari 2024 lalu melalui jalur pendakian via Serungkuk.
Kejadian tersebut dibenarkan oleh Peratin (Kepala Desa) Pekon (Desa) Serungkuk kecamatan Belalau, Sunandar, yang warganya ikut membantu evakuasi korban.
“Iya benar ada korban meninggal dunia di puncak Gunung Pesagi, korban berasal dari Desa kemplas kecamatan Abung Barat kabupaten Lampung Utara,” ungkapnya kepada Awak media. Minggu (25/2).
Dirinya menuturkan, korban saat ini sudah dipulangkan ke rumah duka yang ada di kabupaten Lampung Utara.
“Berdasarkan informasi yang didapat dari rekannya, bahwa korban mendaki Gunung Pesagi dengan tujuan untuk berziarah,” tuturnya.
Salah satu pendaki asal Kabupaten Way Kanan Nuha, yang juga ada di puncak Gunung Pesagi saat kejadian berlangsung, menerangkan, ia dan rekannya sudah ada di puncak sebelum korban tiba.
“Kami naik ke gunung Pesagi via Bahwai yang sampai di puncak sekitar jam 1 siang, pada saat kami datang cuaca masih sangat bagus akan tetapi sekitar pukul 2 cuaca menjadi kurang bagus,” kata dia.
“Di puncak itu hujan dan ada kabut yang cukup tebal, nah di puncak sendiri saat kami tiba sudah ada beberapa orang yang diantaranya sudah hampir satu Minggu ada di puncak,” sambungnya.
Menurutnya, beberapa pendaki yang sudah ada di puncak Gunung Pesagi lebih dahulu tersebut melakukan perbaikan pada Musholla yang ada di sana.
“Ada juga warga sekitar yang mendaki melalui via Hujung yang berjumlah sekitar 4 orang dan juga sudah dua hari di puncak,” jelasnya.
Kemudian ia menjelaskan, di saat waktu sore menjelang malam datang dua orang pendaki yang sudah berumur tua.
“Nah sekitar 10 meter sebelum sampai puncak, beliau ini teriak-teriak minta tolong, dengan kami mendengar suara itu bapak-bapak yang sedang merenovasi musholla itu langsung turun lari untuk membantu sedangkan kami menyusul di belakang,” terangnya.
“Ketika bapak yang dua itu sudah menolong, posisi korban sudah dalam keadaan pingsan tidak sadarkan diri dikarenakan juga keadaannya yang pucat dan lemas mungkin dikarenakan cuaca tadi,” tambahnya.
Dirinya mengatakan, korban dan juga satu temannya mendaki Gunung Pesagi tersebut tidak dalam keadaan menggunakan alat standar pendakian yang mana korban juga tidak menggunakan jas hujan di saat hujan melanda.
“Yang satu bapak itu namanya Ibrahim dan bapak Safei asal Lampung Utara, nah yang dalam keadaan pingsan itu bapak Safei,” ujarnya.
Selanjutnya, beberapa pendaki yang lainnya membantu korban untuk dievakuasi ke tempat yang lebih aman yakni di tempat pendirian tenda.
“Bapak itu kami bawa ke pondok yang ada di puncak dan kami beri pertolongan pertama dan juga menggantikan pakaiannya yang basah kuyup kemudian kami baluri badannya dengan minyak kayu putih,” bebernya.
“Saat itu korban masih dalam keadaan lemas serta ditidurkan di situ dan kami membuatkan air panas untuk menghangatkan badan korban,” terusnya.
Lebih lanjut, Nuha memaparkan, ia dan pendaki lainnya memutuskan untuk beristirahat dahulu dikarenakan saat itu keadaan Safei hanya dalam keadaan pingsan.
“Akan tetapi sekitar jam 8 atau jam 9 malam bapak itu juga tidak bangun-bangun, tetapi setelah diperiksa kami juga tidak dapat memutuskan bapak itu meninggal atau tidak,” ungkapnya.
“Tapi yang pasti sekitar jam 6 bapak itu masih tidak sadarkan diri, nah semalam nya sekitar jam 10 itu kawan-kawan menghubungi dari pihak juru kunci di Pekon (Desa) Hujung kecamatan Belalau,” lanjut Nuha.
Setelah beberapa kali menghubungi pihak juru kunci yang ada di pekon Hujung, pihak penjaga Gunung Pesagi via Hujung melakukan evakuasi dengan menyusul korban di puncak.
“Karena keadaan hujan sampai pagi jadi tim evakuasi baru bisa berangkat setelah hujan reda dan mungkin saat ini korban sudah diturunkan melalui jalur Hujung,” pungkasnya
Markoni jp.