JPPOS. ID || Kerinci, Jambi.
Mulai tahun 2020 sampai dengan 2021 sekarang Wabah penyakit yang mematikan yang di sebut nama virus Corona yang sangat membahayakan Masyarakat luas, yang hingga kini masih merajalela di seluruh Nusantara dan tak henti pula Pemerintah Republik Indonesia selalu memberi santunan untuk Masyarakat Luas baik yang terkena Covid-19 atau pun yang terdapak bencana tersebut mulai dari materi sampai dengan obat seperti vaksin.
Presiden Joko Widodo juga telah banyak memberikan bantuan melalui program Pemerintah dan semua bantuan harus diberikan tepat sasaran, beliau juga memberi peringatan seluruh instansi yang menyalurkan dana Covid-19 tersebut agar selalu transparan dan terbuka dalam informasi ke masyarakat.
Dengan tegas beliau menyampai kan bagi siapa saja yang bermain dengan dana bantuan Covid bisa di ancam hukuman mati, begitu tegas nya Presiden beberapa bulan lalu mengingatkan semenjak dana Covid diprogram kan.
Untuk Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi sendiri sudah banyak bantuan kepada masyarakat contohnya Bansos dan lain-lain. Namun Dinas Kesehatan Kerinci yang saat ini menjadi sorotan oleh masyarakat dan LSM, karena tertutupnya informasi tentang aliran penggunaan dana bantuan Covid-19. Bahkan saat ini beberapa media juga turut mempertanyakan hal itu.
Contohnya saja, menurut keterangan dan hasil pantauan tim intelijen LSM BPPK RI Nursal. S.Sos, sudah tidak terhitung lagi berapa kali dirinya ingin menemui Kadis kesehatan, Harmedisal untuk mengkonfirmasi masalah penggunaan dana Covid-19 tapi staff yang piket selalu membuat berbagai alasan untuk menghindari LSM dan Media.
Hal senada juga di sampai kan oleh ketua Forum Pers dan LSM Tigo Luhah Tanah Sekudung, Haidir Bahri yang membenarkan bahwa memang penggunaan anggaran Covid-19 di Dinkes tersebut sngat tertutup. “saya lebih kurang lima puluh kali datang ke Dinas tersebut untuk bertemu Kadis Dinkes dalam satu tahun ini tapi saya juga tidak pernah berhasil bertemu dengan Kadis tersebut sehinga semua imformasi di Dinkes tersebut tidak bisa kami dapat, jadi disini timbul praduga negatif”, papar Haidil Bahri.
Dan untuk menyikapi dugaan tersebut kami menginginkan kiranya Kadis Dinas Kesehatan nantinya dapat diganti dengan orang yang lebih terbuka ke masyarakat dalam memberikan informasi. Kami juga menghubungi media ini dan mencoba menghubungi Harmendisal selaku Kepala Dinas kesehatan tersebut dengan mengirim pesan melalui Whatsapp, namun Harmen tersebut menjawab ia mengatakan tidak seratus rupiah pun ia pakai dana untuk pasien Covid-19 atau pun santunan untuk kelurga yang meninggal kata nya Kadis tersebut dengan singkat.(Hyantoni)