Jppos ID BENGKULU,Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) RI Komjen Pol Petrus Reinhard Golose mengapresiasi langkah strategis Gubernur Rohidin Mersyah bersama jajaran Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bengkulu dalam memerangi penyalahgunaan dan peredaran narkoba.
Di samping itu menurut Kepala BNN RI, Bengkulu merupakan provinsi ke-24 dengan tingkat risiko penyalahgunaan dan peredaran narkoba. Walaupun di lain pihak Bengkulu bukan termasuk jalur distribusi peredaran narkoba Indonesia khususnya wilayah Sumatera.
Di mana seperti diketahui, jelasnya, jalur masuk narkoba di Pulau Sumatera mendominasi melalui jalur laut wilayah Aceh, Riau, Sumatera Utara, Sumatera Selatan dan Lampung. Serta sebagian narkoba tersebut juga masuk ke Bengkulu melalui jalur darat, seperti melalui perbatasan Bengkulu-Sumatera Selatan dan Bengkulu-Lampung.
Langkah strategis yang dilakukan itu yaitu dengan melibatkan/ merangkul pelajar tingkat SMP dan SMA bekerja sama dengan Forkopimda Provinsi Bengkulu, khususnya BNN Bengkulu, dengan membentuk Satgas Anti Narkoba Sekolah (SANS).
Di mana SANS, lanjutnya, memiliki tugas utama membantu pemerintah dan aparat penegak hukum bersama BNN, memerangi peredaran dan penyalahgunaan narkoba di lingkungan sekolah, mendukung pemerintah laksanakan program Pencegahan, Pemberantasan, Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN).
“Luar biasa yang dilakukan pak gubernur, dukungan pemerintah daerah untuk melaksanakan program P4GN di Bengkulu. Apalagi pak gubernur bersama jajaran Pemprov Bengkulu dan pihak terkait sejak awal 2019 telah membentuk SANS yang melibatkan pelajar memerangi narkoba,” ungkap Komjen Pol Petrus Reinhard Golose usai hadir pada Ramah Tamah Gubernur Bengkulu dan Forkopimda Provinsi Bengkulu bersama Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) RI Komjen Pol Petrus Reinhard Golose, di Balai Raya Semarak Bengkulu, Jum’at (13/10) malam.
Sambutan hangat disampaikan Gubernur Rohidin atas kehadiran Kepala BNN RI dalam kunjungan kerjanya di Bengkulu hingga beberapa hari ke depan, untuk mengevaluasi sekaligus memberikan pengarahan kepada jajaran BNN Bengkulu dan instansi terkait dalam memerangi penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba.
Lanjut Gubernur Rohidin, dibentuknya SANS di Bengkulu menjadi salah satu strategi dalam memerangi peredaran dan penyalahgunaan narkoba di lingkungan sekolah.
Sehingga, jelas Rohidin, tidak hanya terfokus pada peredaran narkoba di tengah masyarakat umum, namun juga bagaimana menyelamatkan generasi muda mulai dari lingkungan keluarga dan sekolah.
“Jadi kolaborasi P4GN tidak sepenuhnya dengan pemerintah daerah, namun juga aktif melibatkan pihak lainnya, seperti keterlibatan pelajar dan mahasiswa,” jelas Gubernur Rohidin.
Sementara itu lanjut Gubernur Rohidin, tidak hanya kolaborasi bersama BNN, aparat penegak hukum dan pelajar, Pemprov Bengkulu juga telah memfasilitasi Gedung Rehabilitasi Penyalahgunaan Narkoba sejak pertengahan 2020 lalu, yang berlokasi di Kecamatan Kampung Melayu Kota Bengkulu.
Sumber Rls Humas Pemprov Bengkulu.
Red/Heno.