JPPOS.ID || BEKASI – Mabes TNI dan Polri gelar pagelaran wayang orang dengan judul Pandawa Boyong dengan para pemain langsung Panglima TNI Laksamana Yudo Margono, Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo, Kasad Jenderal TNI Dudung Abdurrachman, Kasau Marsekal TNI Fadjar Prasetyo dan Kasal Laksamana TNI Muhammad Ali.
Pagelaran wayang orang “Pandawa Boyong ” ide dari Panglima TNI Laksamana Yudo Margono saat menjabat Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) yang ditampilkan di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki (TIM) Cikini, Jakarta Pusat yang juga disiarkan secara live dan streaming Untuk ditonton jajaran TNI dan Polri seluruh Indonesia.
Kapolres Kombes Pol Hengki, S.I.K, M.H, bersama Plt Wali Kota Tri Adhianto dan Dandim 0507 / Bekasi Kolonel Kav Luluk Setyanto gelar nonton bareng (Nobar) pagelaran wayang orang dengan judul “Pandawa Boyong” di Aula lantai 7 Mapolres Metro Bekasi Kota melalui live streaming televisi dan layar lebar, minggu (15/1/2023) mulai pukul 19.00 wib.
Turut hadir undangan Nobar “Pandawa Boyong” Waka Polres Metro Bekasi Kota AKBP Rama Samtama Putra, Kasdim Letkol Inf Hafes Isjafrin, Para PJU Polres Metro Bekasi Kota dan PJU Kodim 0507/Bekasi, Ketua Pokdarkamtibmas, Ketua Senkom Kota Bekasi, para Dai Kamtibmas Polres Metro Bekasi Kota, Para Kapolsek, Dan Ramil, dan Tokoh masyarakat.
Melalui keterangan resmi dari Kadispen AL, Pagelaran wayang orang “Panggawa Boyong” dalam rangka memperingati Hari Dharma Samudera TNI Angkatan Laut, yang jatuh setiap tanggal 15 Januari.
Cerita lakon Wayang Pandawa Boyong menceritakan tentang Lakon Pandawa Boyong di mana ketika lima orang ksatria bersaudara boyongan (pindah) dari Alengka yang dikuasai Kurawa ke Astinapura. Kepindahan itu untuk memerdekakan diri dari kekuasaan Kurawa.
Semua peran pemain wayang orang, Pandawa Boyong langsung oleh Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono yang berperan sebagai tokoh Bima Sena, Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo sebagai Prabu Puntadewa, KSAL Laksamana TNI Muhammad Ali sebagai Batara Baruna.
Sedangkan KSAD Jenderal TNI Dudung Abdurachman sebagai Batara Brama, KSAU Marsekal TNI Fadjar Prasetyo sebagai Eyong Abayasa, dan Ketua Umum Dharma Pertiwi Vero Yudo Margono sebagai Dewi Nagagini.
Termasuk 450 prajurit TNI AL dan juga Laskar Indonesia Pusaka (LIP) serta grup wayang orang Bharata.
Ditambahkan dalam keterangannya, makna dalam cerita ini dapat menjadi pesan moral untuk masyarakat agar lebih memahami, menghayati, dan mengamalkan Pancasila.(Erf)