Jakarta – jppos.id || Gelombang aksi protes yang meluas di berbagai daerah Indonesia sejak akhir Agustus 2025 berubah menjadi kerusuhan berskala nasional. Sejumlah gedung DPRD, kantor kepolisian, serta fasilitas publik dibakar massa dari barat hingga timur tanah air. Hingga Selasa (2/9/2025), korban jiwa tercatat sedikitnya 5–8 orang menurut laporan berbagai sumber, ratusan luka-luka, serta lebih dari 1.200 orang ditangkap.
Jakarta Jadi Titik Awal
Bentrok terbesar bermula di Jakarta sejak 25 Agustus, saat massa menuntut keadilan atas tewasnya Affan Kurniawan, seorang driver ojek online yang terlindas kendaraan Brimob saat demonstrasi. Gelombang protes juga dipicu kemarahan publik atas tunjangan jumbo DPR yang dinilai tidak adil.
Di ibu kota, aparat mencatat 1.240 orang ditangkap selama sepekan aksi. Kerugian akibat kerusakan fasilitas publik dan properti ditaksir mencapai Rp55 miliar.
Jawa Barat – Jawa Tengah
Kerusuhan merembet ke Cirebon, Pekalongan, dan Bandung. Massa menyerang serta membakar bagian dari gedung pemerintahan dan DPRD setempat. Aparat membubarkan kerumunan dengan gas air mata, sementara beberapa ruas jalan protokol lumpuh.
Jawa Timur
Di Surabaya, massa membakar markas kepolisian dan merusak Gedung Grahadi.
Sementara di Kediri, kerusuhan paling besar terjadi. Gedung DPRD Kota Kediri di Jalan Mayor Bismo hangus terbakar, disusul pembakaran Kantor Satlantas, Mapolres, Kantor Samsat, serta sejumlah kendaraan dinas. Massa juga merusak DPRD Kabupaten Kediri dan Museum Bagawanta Bhari, yang berisi artefak sejarah.
Pemerintah Kabupaten Kediri mengumumkan belasan OPD terdampak. Aktivitas DPRD Kota dialihkan sementara ke Gedung Nasional Indonesia (GNI). Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana memberlakukan jam malam serta mengaktifkan kembali sistem Jaga Desa untuk memperkuat keamanan wilayah, terutama di Pare dan Ngasem.
Sulawesi dan NTB
Di Makassar, Sulawesi Selatan, gedung DPRD diserang dan dibakar. Tiga orang dilaporkan tewas, sebagian akibat melompat dari lantai gedung untuk menyelamatkan diri.
Di Mataram, NTB, gedung DPRD provinsi turut dibakar. Arsip dan dokumen penting ikut hangus, sementara pelayanan publik lumpuh total.
Maluku Utara
Di Ternate, massa mencoba masuk ke gedung DPRD, namun berhasil dibubarkan aparat dengan tembakan gas air mata. Belum ada laporan korban jiwa, tetapi sejumlah fasilitas rusak.
Korban dan Dampak Nasional
Menurut laporan media internasional seperti Reuters dan Politico, korban jiwa kerusuhan tercatat 5–6 orang. Sementara Amnesty International menyebut 8 orang tewas dan menuntut investigasi independen.
Kerusakan meliputi puluhan gedung DPRD dan kantor pemerintahan, markas polisi, kendaraan dinas, museum, hingga kantor Samsat di Kediri.
Di sisi ekonomi, aksi ini mengguncang kepercayaan pasar. Rupiah melemah dan IHSG sempat tertekan akibat meningkatnya ketidakpastian politik.
Langkah Pemerintah
Presiden Prabowo Subianto mengambil beberapa langkah strategis:
- Meninjau kembali tunjangan DPR, termasuk menghentikan perjalanan luar negeri anggota dewan.
- Memerintahkan aparat bertindak tegas dalam koridor hukum untuk mencegah kerusuhan meluas.
- Menginstruksikan investigasi transparan atas kematian Affan Kurniawan.
- Menunda agenda luar negeri demi fokus pada situasi dalam negeri.
Di tingkat daerah, kepala daerah diberi kewenangan untuk memberlakukan jam malam dan memperkuat pengamanan berbasis masyarakat.
Suara HAM dan Aktivis
Amnesty International Indonesia menyoroti dugaan penggunaan kekuatan berlebihan oleh aparat dan meminta penyelidikan independen. Sementara SAFEnet mengkritisi dugaan pembatasan informasi digital dan represi di media sosial selama aksi berlangsung.
Penutup
Gelombang kerusuhan yang melanda dari Jakarta, Jawa, Sulawesi, NTB hingga Maluku Utara menunjukkan skala nasional yang serius. Pemerintah kini menghadapi pekerjaan berat: mengembalikan kepercayaan publik, menjaga stabilitas politik, serta memastikan hak-hak warga tetap dihormati di tengah penegakan hukum.
Redaksi jppos.id








