JPPOS.ID || Penyabungan -Kegiatan proyek pembangunan Bandara tahap ll di Kecamatan Bukit Malintang Kabupaten Mandailing Natal yang di kerjakan oleh PT: PILAR INDO SARANA dengan Kontrak 30 juni 2021 dengan dana Rp. 38.066.670.690 sudah berjalan lebih satu bulan.
Namun untuk mendapatkan informasi yang aktual dan akurat bagi awak media sangatlah sulit. Karena harus melalui mekanisme yang telah di tetapkan oleh pihak bandara atau pihak pelaksana kegiatan.
Dari hasil informasi yang di kutip oleh awak media saat mengkonfirmasi kepada beberapa warga dan para aktivis serta jurnalis di daerah sekitar kegiatan pembangunan di desa itu. Ternyata benar adanya kalau mereka sangat tertutup dan di sinyalir tidak bersedia di konfirmasi.
Sehingga bagi awak media sangat sulit untuk masuk guna wawancara atau konfirmasi kepada pihak bandara atau pihak Pelaksana kegiatan. Dari hasil sosial control awak media bertemu juga dengan para aktivis dan jurnalis yaitu:
1. Edison Sihombing selaku wartawan Trans Nusantara Yang juga aktif di Forum Komunikasi Kecamatan Bukit Malintang serta menjabat sebagai ketua PAC pemuda pancasila Kecamatan Bukit malintang.
2.Dedi Mulia yang juga sebagai Kabiro di Media FIKSUM (Fikiran Sumut).
3.Bapak Muliater Tampubolon yang juga aktif di PAC PP sebagai bendahara. Dalam kesempatan yang sama ,Edison Sihombing saat di konfirmasi menyampaikan. “Kami selaku awak media yang juga masyarakat di desa ini merasa keberatan atas peraturan yang mereka terapkan.
Pasalnya permohonan AUDENSI dan KONFIRMASI yang kami butuhkan tidak ada tanggapan dari pihak bandara dan kami menduga pihak bandara terkesan tutup mata dengan para awak media. Kami sudah menyampaikan namun tidak ada tanggapan sampai sekarang ,Pungkasnya dengan wajah yang penuh kecewa.
Ternyata untuk bisa mendapatkan informasi terkait kegiatan pembangunan Bandar Udara di Kecamatan Bukit Maling harus melewati tiga tahap, Pertama melapor ke Humas luar yaitu: AMARSON NST. selanjutnya teruskan ke pihak ke dua yaitu: RUDIONO yang akrab di panggil ATENG dan di teruskan pula ke pihak ke tiga yaitu: ARIF dengan demikian sangatlah sulit untuk bertemu atau mengkonfirmasi mengenai kegiatan pembangunan Bandara terdebut ungkapnya. (Icuk)