JPPOS.ID || SERANG, – Dalam rangka mendukung program Polisi Peduli Pengangguran (Poliran), Kapolres Serang AKBP Condro Sasongko menggelar program Ngariung Iman Ngariung Aman bersama 150 emak-emak di Kampung Kolelet, Desa Malabar, Kecamatan Bandung, Kabupaten Serang, Jumat 13 Desember 2024.
Dalam kegiatan silaturahmi yang berlangsung di lokasi pembuatan pakan ternak tersebut, Kapolres Condro Sasongko didampingi Wakapolres Kompol Ali Rahman CP, Kapolsek Pamarayan Iptu Priyanto.
Hadir dalam acara silaturahmi Kepala Desa Malabar Suhada serta Sanwani, pejabat pelaksana pada Kantor Kecamatan Bandung serta Rafiudin pemilik pengolahan pakan ternak.
Kapolres Condro Sasongko mengatakan dirinya mengapresiasi adanya pabrik pengolahan pakan yang dikelola Rafiudin warga setempat untuk konsumsi bebek pedaging miliknya. Kata Kapolres, pengolahan pakan sekaligus peternakan bebek dinilai sangat bagus karena dapat membantu perekonomian masyarakat setempat.
“Usaha pengolahan pakan dan peternakan bebek ini sangat membantu dalam menekan angka pengangguran dengan mempekerjakan warga setempat. Jadi saya berharap harus dikelola dengan baik agar bisa berkembang dan bisa menyerap tenaga kerja lebih banyak lagi,” kata Condro Sasongko.
Lebih lanjut Kapolres mengatakan bahwa program Poliran ini merupakan salah satu commander wish dari Kapolda Banten dalam upaya membantu pemerintah mengurangi angka pengangguran. Selain itu merupakan ajang silaturahmi dengan masyarakat.
“Bahwa angka pengangguran di Provinsi Banten ini masih cukup tinggi, oleh karena itu melalui program Poliran, Kapolda Banten mencoba membantu pemerintah dengan memberdayakan segala potensi yang ada di masyarakat,” jelasnya.
Sementara Rafiudin mengatakan awal pembuatan pakan bebek ini diawali ketika dirinya mencoba membuka usaha budidaya ikan lele dimasa pandemi Covid-19 atau sekitar tahun 2020. Karena biaya operasional lebih besar, dirinya mencoba memberi makan ikan lele menggunakan limbah sosis yang didapat secara gratis dari PT Phokpan.
“Awalnya saya mencoba usaha budidaya ikan lele dengan pakan yang sudah jadi yang saya dapat dari PT Phokpan. Karena menggunakan pakan yang sudah jadi biayanya jauh lebih besar dari pendapatan. Jadi saya coba menggunakan limbah sosis,” kata Rafiudin.
Meski biayanya lebih murah, kata Rafiudin, namun pertumbuhan lele menggunakan limbah sosis lebih lambat ketimbang diberi pakan jadi yang biasa dia dibeli. Meski belum dapat keuntungan, pria yang akrab disapa Rafi ini pantang menyerah dan mencoba beternak bebek pedaging disela-sela budidaya lele.
“Dibantu 4 orang tetangganya, saya mencoba mengolah limbah sosis dengan nasi sisa untuk pakan bebek,” kata Rafi.
Rafi mengatakan olahan limbah sosis dicampur nasi ini ternyata bisa membuat bebeknya tumbuh besar. Seiring dengan itu, usaha peternakan bebeknya semakin berkembang bahkan sudah mencapai 6.000 ekor dengan penghasilan Rp200 juta perbulan.
“Di lokasi pengolahan pakan bebek, saya bisa memperkerjakan sekitar 50 karyawan yang semuanya ibu rumah tangga warga sekitar. Alhamdulillah omset dari peternakan bebek ini bisa mencapai Rp200 juta perbulan,” kata pria yang memiliki 3 anak ini.
Sebelum meninggalkan lokasi pengolahan pakan bebek, Kapolres memberikan bingkisan sembako kepada 150 emak-emak yang sebagian merupakan pekerja pengolahan pakan bebek.(*)
YANTO