JPPOS.ID _ Jawa Tengah
KLATEN — Kejadian yang sangat lucu dialami salah satu Kepala Desa yakni Kades Glodogan, Kecamatan Klaten Selatan, Zaenal Arifin seusai makan di salah satu Warung Bakmi Dhemit, tepatnya di dukuh Mojayan, Kecamatan Klaten Tengah, pada hari Selasa (15/12/2020) siang.
Dengan kejadian tersebut Kades Glodogan, harus menjaminkan sepatu dinasnya, dikarenakan lupa membawa uang maupun dompet usai makan di warung ” Bakmi Demit” tersebut.
Kejadian lucu dan unik di alami Zaenal Arifin itu, sempat menjadi bahan perbincangan para Kades maupun masyarakat yang melihat dikarenakan terekam video dan sudah menyebar di beberapa Media elektronik melalui Whatsapp Group masyarakat di kawasan Mojayan, kecamatan Klaten Tengah dan sekitarnya.
Zainal menceritakan kejadian lucu tersebut, berawal pada saat lupa membawa dompet usai makan di warung itu setelah perjalanan mengurus surat kematian salah seorang warganya di Rumah Sakit Islam (RSI) Klaten. Zaenal Arifin menghentikan sepeda motor dinasnya, di depan Warung Makan “Bakmi Dhemit” Mojayan, Klaten Tengah.
Dengan kondisi yang sudah lelah, menahan lapar dan haus, Zaenal Arifin lalu memesan nasi goreng lengkap dengan lauknya. Setelah menghabiskan makanan yang sudah di hidangkan, Kades tersebut mendatangi kasir dan mau membayar, setelah tahu nominal pemesanan tersebut, Kades Glodogan (Zaenal Arifin) merogoh saku celana belakang yang dipakainya. Setelah tahu dompet tidak ada di saku celananya, Zaenal Arifin merasa kebingungan dan seterusnya memberitahukan pada kasir kalau dompetnya ketinggalan di rumah.
Selanjutnya, Kades Glodogan itu langsung membuka kemeja batiknya untuk ditinggal di warung sebagai jaminan. Meski ditolak pemilik warung, Zaenal Arifin tetap ingin meninggalkan barang di warung sebelum pulang ke rumahnya.
Di lokasi itu, Zaenal Arifin yang pernah bertugas sebagai prajurit TNI di usia mudanya itu juga menjelaskan bahwa dirinya merupakan seorang kades di Glodogan. Sehingga, Zaenal Arifin bertekad bertanggung jawab.
Lantaran pemilik warung tidak mau ditinggali baju, Zaenal Arifin berinisiatif meninggalkan sepatu di warung bakmi tersebut.
Sesampai di rumah, langsung mengambil dompet dan kembali ke warung untuk membayar makanan dan minuman. Setelah membayar di kasir, kasir tersebut mempersilahkan untuk mengambil sepatu dinas yang menjadi jaminan.
“Malunya minta ampun saat itu. Saya memang tak membawa dompet. Sementara, handphone (HP) saya, baterainya habis dan tidak bisa menghubungi keluarga di rumah. Akhirnya, sepatu dinas saya tinggal sebagai jaminan, dan sekitar 25 menit kemudian, saya kembali ke warung itu untuk menebusnya,” kata Zaenal Arifin.
” Seorang pemimpin itu harus tanggung jawab, pemimpin itu bagaimana agar tidak merugikan orang lain, pemimpin itu harus menjadi contoh, apa yang di lakukan harus dipertanggung jawabkan, sampai sepatu dinasnya sebagai jaminan makan dan minum”. Tegas Zaenal.
Pewarta: Jppos Giri