JPPOS.ID | SINTANG – Tingginya curah hujan dalam beberapa hari terakhir di Kabupaten Sintang Kalimantan Barat, menyebabkan meluapnya Sungai Melawi, yang kini menggenangi sebanyak 18 Desa di Kecamatan Serawai, Kabupaten Sintang, dengan ketinggian bervariasi, Minggu (3/10/2021).
“Banjir terjadi akibat luapan Sungai Melawi dan berpotensi bertambah parah jika hujan masih terus mengguyur.”
Banjirnya dari air sungai yang meluap akibat hujan deras sejak beberapa hari yang lalu,
Merujuk dari Info BMKG Kalbar, Berikut Kami sampaikan Analisis dan prospek cuaca Kalimantan Barat update tanggal 03 Oktober 2021 Pkl 07.00 WIB.
Perlu diwaspadai potensi terjadinya cuaca ekstrem berupa hujan intensitas sedang – lebat yang bisa disertai petir dan angin kencang berdurasi singkat di sebagian besar wilayah Kalbar tanggal 03 s/d 09 Oktober 2021.
Untuk wilayah yang berpotensi terjadi hujan intensitas sedang – lebat tersebut, perlu adanya peningkatan kewaspadaan menghadapi potensi terjadi bencana banjir, genangan, tanah longsor dsb. nya di sebagian wilayah Kalbar, khususnya pada wilayah yang sering terjadi bencana tersebut.
Saat dihubungi jppos.id melalui pesan WhatsApp Salah seorang warga yang ada di Kecamatan Serawai Kabupaten Sintang. Feri Hamisa (23) mengatakan, Desa yang terendam banjir di Kecamatan Serawai sebagian besar berada di pesisir sungai Melawi. Di antaranya Desa Sabang Landan, Desa Tontang,Desa Temakung, Desa Tanjung Harapan, Desa Pagar Lebata, Desa Bedaha, Desa Talian Sahabung, Desa Begori, Desa Gurung Sengiang, Desa Batu Ketebung, Desa Tanjung Raya, Desa Nanga Serawai, Desa Tanjung Baru, Desa Mentatai, Desa Nusa Tujuh, Desa Nanga Tekungai, Desa Segulang dan Desa Baras Nabun.
“Hujan mengguyur Kecamatan Serawai mulai Sabtu 2 Oktober 2021, yang mengakibatkan banjir hingga sampai hari ini air menggenangi pemukiman warga dan ketinggian air dari jalan pasar serawai diperkirakan mencapai 4 (empat) meter,” ujarnya.
dikatakan Feri Hamisa, untuk kondisi warga terbilang aman sudah mengungsi. namun sebagian memilih betahan di tingkat 2 (dua) rumahnya.
“Dampak yg terjadi susah menemukan air bersih, mau kemana-manapun serba duit. untuk makan juga susah karena sebagian pedagang sayur juga terkena dampak,” ungkapnya dengan lirih.
Feri Hamisa juga mengingat, “Warga harus selalu waspada, karena tidak menutup kemungkinan debit air sungai akan semakin tinggi,” ucapnya. (Iz)