Ketum HIPMI di Rakernas HIPMI ke – XVIII Ingatkan Ketahanan Pangan Akibat El Nino, Suku Bunga Kredit UMKM Rendah Hingga Kolaborasi BUMN & Swasta

jppos.id, Banten – Badan Pengurus Pusat (BPP) Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) menggelar Rapat Kerja Nasional (Rakernas) ke-XVIII di ICE BSD, Tangerang, Banten. Dalam Rakernas ini dihadiri oleh Presiden Republik Indonesia Ir. H. Joko Widodo.

Menurut Ketua Umum BPP HIPMI Akbar Himawan Buchari, tema dari Rakernas HIPMI kali ini dihadirkan agar sejalan dengan upaya pemerintahan dalam menjaga ketahanan pangan nasional akibat El Nino, hadirkan suku bunga kredit usaha untuk UMKM agar bisa lebih kecil untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi, hingga pentingnya BUMN berkolaborasi swasta utamanya UMKM.

“Ketahanan pangan menjadi kunci dalam menghadapi tantangan dunia saat ini, kebutuhan sandang pangan menjadi berperan penting tentunya agar masyarakat kebutuhannya terpenuhi. Selain itu, HIPMI juga mendorong agar sektor ekonomi kita terus tumbuh dan stabil yang dimana UMKM menjadi garda terdepan, harusnya Pemerintah perlu menekan suku bunga kredit khususnya pada pinjaman produktif pada kredit usaha menengah,” ujar Akbar.

Akbar juga menambahkan, tentunya hal lain yang menjadi konsen kedepannya HIPMI adalah mendorong terciptanya kolaborasi antara BUMN dan swasta untuk menciptkan iklim usaha yang sehat, antara yang usaha besar dan kecil. Ketiga hal ini menjadi penting untuk bagaimana kedepannya kita terus kawal agar ekonomi tetap tumbuh dan stabil ditahun politik yang semakin dekat.

Berdasarkan data, Indonesia pada kuartal pertama tahun 2023 mencatat pertumbuhan ekonomi sebesar 5,03% tertinggi di Asia. Bahkan menjadi pertumbuhan ekonomi tertinggi kedua setelah Arab Saudi (5,5%). Posisi ketiga ditempati oleh China (4,5%), disusul India (4,4%), Mexico (3,9%), dan Spanyol (3,8%).

“Rakernas HIPMI ke-XVIII pada kesempatan kali ini mengambil tema yaitu “Kolaborasi Pengusaha Muda Mendorong Keberlanjutan Pembangunan Indonesia Maju”. Tema ini diambil sebagai tema besar dalam pelaksanaan Rakernas karena sejalan dengan visi dan misi HIPMI untuk terus menciptakan sinergi dan kolaborasi yang aktif terhadap program-program Pemerintah yang bertujuan untuk mendorong keberlanjutan pembangunan Indonesia Maju,” tutur Akbar.

CEO Saka Group itu juga menjelaskan bahwa Rakernas ini digelar masih di momentum perayaan HUT Kemerdekaan RI ke-78. Walau secara politik, Indonesia sudah merasakan kebebasannya selama puluhan tahun tapi menurutnya, perjuangan ekonomi masih terus berlanjut untuk mencapai kesejahteraan yang merata di tanah Air.

“HIPMI ingin menunjukkan bahwa kami juga siap berjuang bersama pemerintah bahu-membahu untuk perekonomian Indonesia. Bahkan tak hanya ekonomi saat ini saja, ekonomi masa depan yang akan digerakkan oleh para generasi penerus juga turut kami turut perjuangkan. Hal tersebut bisa dilihat dari MoU HIPMI bersama Kementerian Kesehatan dalam rangka menurunkan angka stunting guna menghadirkan generasi penerus yang sehat dan siap menjadi pemimpin bangsa,” sambung Akbar.

Lanjut Akbar, HIPMI terus berupaya menciptakan sinergi yang aktif dan positif terhadap berbagai kebijakan Pemerintah yang bertujuan untuk mensukseskan bonus demografi, salah satunya yaitu dengan terus menumbuhkan jiwa kewirausahaan melalui kaderisasi pengusaha di kalangan anak muda.

“Kegiatan Rakernas ini juga turut dimanfaatkan HIPMI untuk semakin mendorong pengembangan usaha UMKM, khususnya yang berasal dari para anggotanya. Ini terealisasi melalui agenda business matching & networking serta HIPMI Expo dengan Presiden Joko Widodo yang direncanakan akan mengunjungi dua booth yang ada di HIPMI Expo,” ucap Akbar.

Selain itu, lewat agenda nasional perdana HIPMI pada periode kali ini dapat menjadi media pemersatu keluarga besar HIPMI dalam mempererat tali silaturahmi kita dan memantapkan langkah-langkah dan kebijakan yang akan kita kerjakan bersama.

“Jika lihat Konsumsi kita mengambil porsi 57% dari total GDP menjadi faktor penting dalam perekonomian. Hal ini juga didukung dengan keberadaan UMKM sebanyak 99% dari total usaha di Indonesia yang mampu menyerap 97% dari total angkatan kerja dan menghimpun hingga 60,4% dari total investasi di Indonesia,” tegas Akbar.

Momentum bonus demografi yang sedang terjadi dan akan mencapai puncaknya pada tahun 2030-2035 mendatang menambah daya pacu pemulihan ekonomi Indonesia. Jumlah pengusaha di Indonesia yang masih terbatas, yaitu sebesar 3,47% atau sekitar 9 juta orang dari total penduduk 278,69 juta jiwa. Padahal, semakin banyak jumlah pengusaha di suatu negara, maka semakin cepat suatu negara untuk mencapai kesejahteraan ekonomi.

“HIPMI juga terus melakukan konsolidasi dengan berbagai pihak, baik dari sektor swasta maupun Pemerintah agar tujuan bersama membangun Indonesia Maju dengan kualitas manusia yang unggul dan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, kesejahteraan rakyat yang jauh lebih baik dan merata, serta ketahanan nasional dan tata kelola kepemerintahan yang kuat dan berwibawa dapat terlaksana,” sambung Akbar.

Presiden Jokowi dalam pembukaannya di Rakernas menyampaikan bahwa dirinya merupakan bagian dari keluarga besar HIPMI sehingga ia merasa terpanggil untuk menghadiri acara besar dari organisasi para pengusaha muda tersebut. Karena walau banyak yang tidak tahu, Jokowi dulu ternyata merupakan anggota HIPMI di daerah Solo.

“Ada juga Presiden yang juga HIPMI. Jangan dilupakan saya ini HIPMI tapi HIPMI daerah, HIPMI kampung, belum masuk ke BPP, HIPMI pusat. Tapi sekali lagi, presiden tetap HIPMI. Jadi kalau tadi ketua umum meminta arahan Presiden, kalau saya mengarahkan ya enggak salah. Karena saya masih masuk kategori senior HIPMI,” ucap Jokowi.

Dari berbagai paparan presiden, aspek yang ia minta agar HIPMI dalam Rakernas ini bisa dorong adalah semakin mendorong inovasi bagi para pengusaha di Indonesia. Ia menambahkan, agar semua pengusaha muda Tanah Air berhenti mengekspor barang mentah dan berfokus hilirisasi. Jokowi bahkan mencontohkan produk kopi dari BPD HIPMI Banten yang ia sebut menjadi produk yang patut dicontoh oleh para pengusaha kopi lainnya di Tanah Air. Dari mulai kemasannya hingga kualitasnya, Jokowi memandang produk seperti ini harus menguasai pasar Indonesia sebelum bisa diekspor ke luar negeri.

Ridwan/rls.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *