JPPOS.ID || Medan. Yayasan Fajar Sejahtera Indonesia (YAFSI) mengajarkan anak-anak Duta Lingkungan Capai ASA cara membuat eco enzym, di Kafe Anggrek, Jalan Pelajar, Medan, Jumat (20/12). Kegiatan ini didukung Tanggung Jawab Sosial Perusahaan PT Corteva Agriscience Manufacturing Indonesia tahun 2024.
Narasumber, Yasra Al-Fariza, selaku Founder Bank Sampah New Normal (BSNN). Eco enzyme yang dibuat merupakan campuran dari kulit buah, gula tebu, dan air. Perbandingan tiga kilogram kulit buah, satu liter gula tebu, dan 10 liter air. Semua bahan dicampur di dalam wadah plastik. Kemudian didiamkan selama tiga bulan.
“Namun setiap minggu tutupnya dibuka untuk mengeluarkan gas agar tidak meledak. Setelah tiga bulan, baru panen. Airnya diambil menjadi eco enzym dan sisanya bisa dibuat pupuk organik,” jelas Yasra.
Menurutnya, eco enzym memiliki banyak manfaat. Bisa dijadikan untuk membersihkan lantai, dapur, dan peralatan rumah tangga. Pengusir serangga, pengolahan air limbah, sebagai pupuk cair untuk menyuburkan tanaman, menjadi deodoran alami, serta bisa juga detoksifikasi udara dari polusi.
“Penggunaannya, eco enzym dicampur air lagi. Perbandingannya, satu banding 10. Baru digunakan untuk berbagai kepentingan,” tambahnya. Penggunaan eco enzym ini, katanya, berguna untuk memanfaatkan sampah organik yang ada. Soalnya, 60 persen sampah rumah tangga berupa sampah organik. Kalau hal ini bisa lebih massif dibuat, maka akan mengurangi sampah organik di suatu tempat.
Ketua YAFSI Badriyah berharap melalui pelatihan pembuatan eco enzym ini, maka Duta Iklim dari generasi muda tersebut dapat menularkan ilmunya kepada sesama. Karena, sampah organik bisa dimanfaatkan untuk nilai ekonomi yang lebih tinggi. Di samping sebagai salah satu respons dari adanya perubahan iklim yang terjadi saat ini.
Manfaat eco enzyme bisa menyentuh semua aspek kehidupan manusia, seperti sebagai pupuk alami, disinfektan, pupuk buat tanaman, dan banyak lagi sehingga produk eco enzyme ini sangat aplikatif dan ramah lingkungan.