Medan – Universitas Pembangunan Panca Budi (UPPB) Medan kembali mencatat sejarah baru dalam dunia pendidikan tinggi Indonesia. Pada Senin (11/8), kampus ini resmi membuka Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) Online yang menghubungkan 42 mahasiswanya dengan rekan-rekan dari Universitas Islam Nahdatul Ulama (UNISNU) Jepara. Program ini hadir sebagai wujud transformasi pembelajaran multikultural digital yang telah dirancang sejak pandemi, sebagaimana tertuang dalam jurnal ilmiah UPPB “Transformasi Pembelajaran Multikultural Digital melalui Program PMM Online”.
Selama satu semester ke depan, peserta dari kedua kampus akan menjalani kuliah daring lintas budaya berbasis Modul Nusantara . Materinya tidak lagi sekadar teks di slide, melainkan rangkaian kegiatan reflektif: dari diskusi kelompok tentang kearifan lokal Sumatera Utara hingga tantangan mingguan berupa unggahan video resep kuliner khas Jepara. Platform Zoom, Google Classroom, dan grup WhatsApp berfungsi sebagai “ruang kelas tanpa tembok” yang mempertemukan logat Medan dengan logat Jawa, lengkap dengan dinamika emosinya.
Hasil pemantauan tim peneliti UPPB menunjukkan daya dorong program ini terhadap karakter mahasiswa. Delapan puluh dua persen peserta menyatakan lebih terbuka terhadap perbedaan setelah tiga minggu pertama, sementara 76 persen mulai mempertanyakan stereotip yang selama ini melekat. “Saya baru tahu kalau keragaman bahasa daerah bisa jadi sumber kekuatan, bukan penghambat,” ujar Rizky, mahasiswa Teknik Informatika UPPB yang kini berpasangan dengan mahasiswi HI UNISNU dalam proyek podcast antar-budaya.
Tentu saja perjalanan tidak selalu mulus. Beberapa mahasiswa dari wilayah 3T sempat tersendat karena sinyal atau perangkat. Untuk itu, UPPB menyiapkan bantuan kuota internet, modul ringan berbasis teks, serta sesi mentoring daring. Para fasilitator juga mengikuti pelatihan intensif agar diskusi tetap inklusif dan bebas dari dominasi kelompok mayoritas. “Kunci keberhasilan kami ada pada dua hal: desain pembelajaran yang partisipatif dan fasilitator yang peka terhadap nuansa budaya,” jelas Dr. Kamil, koordinator program sekaligus dosen pengampu.
UPPB berencana memperluas jangkauan PMM Online ke universitas-universitas di Papua dan Nusa Tenggara pada semester depan. Dengan semangat Bhinneka Tunggal Ika, kampus ini ingin membuktikan bahwa keterbatasan geografis bukan lagi penghalang untuk menumbuhkan generasi yang toleran, adaptif, dan nasionalis.(Red)








