Pemanfaatan Mikroorganisme dari Ekoenzim untuk Meningkatkan Produksi tanaman Hortikultura pada Teknologi Biofarming sebagai program MBKM (Studi Independen) Mahasiswa UNPAB

JPPOS.ID || Program Merdeka belajar Kampus Merdeka (MBKM) dari Kemendikbudristek merupakan inovasi yang dibuat untuk menghasilkan lulusan yang lebih relevan. Program ini diharapkan dapat menjadi salah satu cara untuk menghasilkan lulusan Perguruan Tinggi yang sesuai dengan perkembangan zaman, kemajuan IPTEK, tuntutan dunia kerja, maupun dinamika masyarakat.

Sejak tahun 2021, Program Studi Agroteknologi Unversitas Pembangunan Panca Budi (UNPAB), telah menetapkan mahasiswa dan mahasiswi semester 5 dan 6 untuk beraktivitas diluar kampus melalui program MBKM dalam 8 skema yang berbeda, yaitu Program Magang, Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKNT), Kewirausahaan, Riset, Studi Independen, Pertukaran Pelajar, Asistensi mengajar, proyek kemanusiaan.

Aktivitas MBKM ada yang dikelola oleh perguruan tinggi sendiri (UNPAB) atau yang dikelola langsung dibawah Kemendikbudristek. Para mahasiswa Universitas Pembangunan Panca Budi (UNPAB) dari Kelompok skema
Proyek Independen telah melaksanakan program utama dari bulan April 2024 – Juli 2024 yang bertujuan untuk Budidaya tanaman Hortikultura dengan Tekologi biofarming.

Disamping program utama, ditambah dengan program tambahan yaitu Pemeliharaan tanaman ubi kayu di mitra Living Lab-Biro Laboratorium dan Perpustakaan (BLPT) UNPAB – di Glugur Rimbun, Desa Sampe Cita, Kecamatan Kutalimbaru, Kabupaten Deli Serdang.

Dalam program tersebut, kelompok mahasiswa UNPAB semester 6 didampingi oleh 2 (dua) orang dosen pembimbing yaitu Dr. Najla Lubis, S.T M.Si dan Ir. Zamriyetti MP. Adapun salah satu kelompok yang dibimbing oleh dosen Dr. Najla Lubis S.T, M.Si beranggotakan mahasiswa Beni Cristovel Dawolo dan M. Rizky Harahap melaksanakan Proyek/Studi independen dengan tema “Pemanfaatan mikroorganisme dari Ekoenzim berbasis limbah organik pertanian dalam Teknologi Biofarming” yang diaplikasikan pada tanaman hortikultura kangkung dan sawi pakcoy pada sistem hidroponik.

Hasil dari program MBKM ini menunjukkan dampak positif yang signifikan terhadap
tingkat pengetahuan mitra budidaya tanaman hortikultura khususnya kangkung dan sawi pakcoy yang diketahui memiliki nilai gizi untuk tubuh manusia. Kangkung dan Sawi pakcoy dianggap sebagai makanan dengan kandungan gizinya yang tinggi.

Salah seorang mahasiswa, Beni menyatakan bahwa program ini membantu mereka dalam memahami pentingnya Biofarming tanaman hortikultura khususnya tanaman kangkung dan sawi pakcoy. Pakcoy merupakan sayuran kaya nutrisi dan rendah kalori, satu cangkir (70 g) pakcoy segar mengandung hanya sekitar 9 kalori, pakcoy juga mengandung berbagai vitamin dan mineral penting seperti fosfor, seng, natrium, tembaga, mangan, selenium, niasin, folat, kolin, beta-karoten, dan vitamin K. Sementara itu, kangkung juga mengandung banyak nutrisi penting.

Dalam 100 g kangkung segar yang masih mentah, terdapat air, protein, karbohidrat, serat, kalsium, fosfor, zat besi, vitamin C, dan vitamin A dalam jumlah yang cukup. Program MBKM-Proyek/Studi Independen mahasiswa ini telah menjadi contoh sukses kolaborasi antara mahasiswa, masyarakat, dan mitra dalam mengatasi masalah produksi tanaman hortikultura.(Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *