Jppos.id || Jakarta- Di Jaman sekarang ini atau yang sering kita sebut juga sebagai era yang modern ini, banyak perkembangan teknologi saat ini yang tidak bisa dihindari, kehidupan anak-anak remaja jaman dahulu sangat jauh berbeda dengan kehidupan anak-anak remaja jaman sekarang. Pembelajaran pada jaman sekarang pun sangat berbeda dengan pembelajaran pada jaman dahulu. Kini teknologi digital sudah memasuki seluruh aspek kehidupan termasuk pendidikan. Perkembangan teknologi dan informasi yang semakin pesat di era globalisasi saat ini tidak bisa dihindari lagi pengaruhnya terhadap dunia pendidikan,untuk membahas dampak negatif dan positif pengaruh Gadget dan Sosmed bagi Dunia Pendidikan di Indonesia maka di gelar diskusi oleh GL Pro 1.8 yang berkolabrasi dengan Gerakan Pendidikan Indonesia Baru (GPIB),LKPPI,PWOIN,dan IPJI yang dilaksanakan di Nurani Kopi,Jl. Menteng Dalam 1 No 1, RT.12/RW.11, Menteng Dalam, Kec. Tebet, Kota Jakarta Selatan,Rabu,(19/04/2023).
Dalam diskusi tersebut menampilkan para narasumber yang memang kompeten mengenai permasalahan tersebut antara lain adalah Prof Dr.Suherman Saji,M.Pd yang merupakan Rektor dari Universitas Islam Attahiriyah,selain itu ada juga Jims Cherles Kewengian,SE,AK Tokoh Muda Milenial yang juga Ketua dari Gl.Pro 1.8,Ir.Agung Karang Ketua Umum Gerakan Pendidikan Indonesia Baru (GPIB) salah satu organisasi pendidikan dan para komite sekolah,dan Harun ST Akademis Magister Ilmu Komunikasi dari Universitas Moestopo Beragama.
Tidak dapat dipungkiri, telepon gengam merupakan penemuan paling spektakuler pada abad ini. Alat komunikasi ini ditemukan oleh Martin Cooper, pegawai Motorola pada tahun 1973. Motorola sendiri merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang radio dan telekomunikasi.
Pada awalnya berfungsi hanya untuk melakukan komunikasi dua arah tanpa menggunakan kabel pesawat/wireless. Namun seiring perkembangan zaman, alat komunikasi ini telah bertranformasi menjadi benda canggih yang mampu melakukan banyak fungsi sekaligus yang kita kenal dengan sebutan gadget.
Dalam pemaparannya Para Narasumber menyampaikan pada forum tersebut penggunaan gadget dan medsos yang berlebihan akan memberikan dampak negatif, seperti proses belajar tidak berjalan dengan sempurna dan yang Lebih parah lagi ada yang menggunakan gadget untuk mencontek (curang) dalam ulangan,bahkan pengunaan Gadget dan medsoa yang berlebihan bisa membuat remaja menjadi kecanduan,bahkan bisa membuat mengalami gangguan kejiwaan pada personal,Untuk itu sangat diperlukan pembatasan serta arahan dari orang tua,dalam menggunakan gadget,juga perlu dukungan pemerintah dalam mengkontrol terhadap konten konten negatif yang bisa merusak generasi masa depan bangsa ini.
Ketua Umum IPJI Lasman Siahaan,SH,MH dalam statmenya mengenai pengaruh Gadget dan Medsos mengatakan.
“Teknologi itu tidak bisa dihambat kemajuan,itu pasti datang kemunduran jangan tentunya semua perubahan perubahan baru harus disikapi,cara mengsikapinya republik ini harus teratur yang kedua orang harus terdidik.Tugas kita sebagai wartawan sebagai jurnalis itu harus jujur,menyampaikan sehingga apa yang mau kita sampaikan dimengerti orang lain,kesalahan yang terjadi adalah membohongi orang lain dengan media yang kita punya,Seolah benar tapi ternyata itu menyesatkan tentunya langkah jalan keluarnya adalah kita sebagai anak bangsa harus berkomitmen, untuk menceritakan sejujur jujurnya tidak membohongi siapa pun.Tanpa mendeskriminasi siapa pun.Bahwa kita sudah mempunyai konsitusi yang benar bahwa kita sudah punya dasar yang kuat bahwa kita harus menciptakan keadaan yang sungguh sungguh sebenarnya.” kata Ketua Umum Ikatan Penulis dan Jurnalis Indonesia (IPJI) ke awak media.
Sedangkan Prof Dr.Suherman Saji,M.Pd yang merupakan Rektor dari Universitas Islam Attahiriyah juga menyampaikan Di preventif pendidikan di tahun 2045 Indonesia ini menjadi negara yang besar,dari preventif pendidikan kita harus menyiapkan SDM nya,juga anak anak kita mau di seperti apakan.
“Proses pendidikan yang baik harus menyiapkan SDM yang baik,dan di siapkan anak anak yang baik.Tapi jangan lupa sekolah juga tidak melupakan lingkungan,lingkungan itu salah satunya adalah orang tua.” jelasnya.
Prof Dr.Suherman Saji,M.Pd juga menambahkan.
“Orang tua harus diberi kesempatan bagaimana kedatangan anak anaknya kesekolah jadi dia merasa dihargain selaku orang tua,Apabila merasa dihargain mereka akan melibatkan diri dalam proses.maka akan mendapatkan output yang baik.Pada dasarnya tehnologi ini tidak bisa kita tinggalkan tetapi harus menjadi kemajuan bagi negara ini.Pesoalannya ada dampak dampak negatif kita harus mencari solusi,Sslah satu solusinya adalah bagaimana kita mendampingi anak kita.” bebernya.
Ir.Agung Karang Ketua Umum GPIB juga menyampaikan.
“Sebagai Ketua Umum Pendidikan Indonesia Baru dalam seminar pendidikan ini, sangat tepat kehadiran GPIB karena apa tujuannya untuk mengerakan peran serta seluruh lampisan masyarakat untuk mewujukan indonesia baru.Dengan acara apa,kurikulum dirubah,sistem dirubah,mengenain bahaya gatged,media sosial sangat berpengaruh kepada murid murid,karena bukti dan fakta akibat kecanduan gatged banyak anak anak yang menjadi korbannya,Kita lah sebagai orang tua bagaimana cara solusinya supaya bisa mengalihkan kecanduan gadget tersebut.” ucapnya.
Di tempat yang sama Jims Cherles Kewengian,SE,AK Ketua Umum GL Pro 1.8 yang juga sebagai Tuan Rumah dan Tokoh Muda Era Milenial ini menjelaskan tentang acara seminar yang digelar tersebut.
“Acara seminar ini memang penting dilaksanakan,tadi kita membahasnya tapi kurang membahas Win win solutionnya,tugas kita semua saat ini,fungsi Gadget itu sebenarnya tugas siapa,jadi tanggung jawab pemerintahan atau tanggung jawab sekolah dan tanggung jawab orang tua kita satukan persepsi, perkembangan bagi pelajar banyak negatifnya tapi ada positifnya, tapi perlu peran pemerintah sekolah dan juga orang tua,terutama pemerintah,
Peran pemerintah disini sangat besar untuk membatasi,satu sisi juga peran sekolah.Sebaiknya acara acara seperti ini di buat menghadirkan antara orang tua dan sekolah melibatkan pemerintah, karena pemerintah ini yang mengijinkan semua alat komunikasi dan program ITE serta segala macam,kalau menurut saya pemerintah yang harus bertanggung jawab penuh selain orang tua dan sekolah.”pungkasnya.
Kegiatan seminar ini juga diisi dengan buka puasa bersama dan kegiataan seminar ini juga sebagai ajang silahturahmi lintas organisasi.