JPPOS.ID – Medan – Upaya yang dilakukan Wali Kota Medan Bobby Nasution dalam penanganan Covid-19 sangat tersistematis guna mengatasi pandemi. Mulai penyediaan tempat isolasi terpusat (isoter), penerapan isolasi lingkungan serta penyediaan mobil vaksinasi keliling untuk melayani warga vaksinasi hingga tingkat lingkungan guna terwujudnya herd immunity. Termasuk, memastikan ketersediaan obat-obatan dan oksigen sehingga kapan saja dibutuhkan masyarakat dengan mudah mendapatkannya. Hal ini menunjukkan Bobby Nasution berhasil dalam memanejemen ketersediaan obat-obatan dan oksigen di Kota Medan.
Salah satu upaya yang dilakukan Bobby Nasution untuk memastikan ketersediaan obat-obatan dan oksigen dengan membentuk satuan tugas (satgas) obat dan oksigen. Satgas itu ditugaskan untuk memantau ketersediaan obat-obatan dan oksigen. Di samping itu Pemko Medan melalui OPD terkait terus berkoordinasi dengan rumah sakit untuk memastikan ketersediaan obat maupun oksigen.
Dijelaskan Bobby, saat ini ketersediaan obat-obatan dan oksigen masih terpenuhi meskipun ada beberapa jenis obat yang tidak ditemui di sejumlah apotik. Sejauh ini, orang nomor satu di Pemko Medan itu belum pernah mendengar laporan yang begitu massif mengenai kelangkaan obat, oksigen serta peralatan medis yang dibutuhkan untuk menangani pasien COVID-19.
Selain itu guna mengantisipasi terjadinya kelangkaan obat-obatan dan oksigen, Bobby Nasution juga telah menyampaikan kepada pihak terkait, seperti Menko Perekonomian dan Kementrian Kesehatan agar ketersediaan obat dan oksigen di Kota Medan tidak kurang. “Saat kunjungan yang dilakukan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Menko Perokonomian, Menteri Kesehatan, bahkan Bapak Panglima TNI dan Kapolri telah kita sampaikan dan mohonkan agar tidak terjadi kelangkaan obat dan oksigen di Kota Medan,” ungkapnya.
Sementara itu data diperoleh dari Plt Kadis Kesehatan Kota Medan Mardohar Tambunan, Rabu (25/8), menyebutkan hingga kemarin, Selasa (24/8), stok oksigen di 35 rumah sakit yang ada di Kota Medan saat ini sebanyak 64.134 m³. Sedangkan stok obat yaang terdiri dari multivitamin memiliki stok sebanyak 1.274.664 tab (tersedia di Instalasi Farmasi Dinas Kesehatan, Puskesmas dan Apotek), Azitromisin memiliki stok sebanyak 31.124 tab (tersedia di Puskesmas dan Apotek), Favifiravir memiliki stok sebanyak 60.740 tab (tersedia di Instalasi Farmasi Dinas Kesehatan, Puskesmas dan Apotek), Oseltamivir memiliki stok sebanyak 15.897 tab (tersedia di Puskesmas dan Apotek). Artinya, jelas Mardohar, stok obat-obatan dan oksigen di Kota Medan masuk dalam kategori aman dan tersedia.
Bagi masyarakat yang ingin melihat ketersediaan obat dari data apotek, Mardohar mengatakan, bisa membuka situs https:/farmaplus.kemkes.go.id. Setelah membuka situs tersebut, jelasnya, masyarakat dapat memilih terlebih dahulu provinsi tempat tinggal misalnya, Provinsi Sumatera Utara setelah itu pilih Kota Medan, maka akan ditampilkan nama apotek dan stok obat Covid-19 yang ada.
Langkah Bobby Nasution dalam memanajemen ketersediaan obat dan oksigen di Kota Medan mendapat sambutan baik pengamat kesehatan sekaligus Ketua Umum Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Medan Dr dr Delyuzar M Ked (PA) Sp PA (K). Dikatakannya, manajemen Bobby sudah tepat dan bagus dengan terus memantau ketersediaan obat dan oksigen di rumah sakit. Dengan manajemen yang dilakukan Bobby, Delyuzar menilai, ketersediaan obat dan oksigen saat ini diyakininya aman.
“Upaya Pak Bobby dalam memanajemen obat dan oksigen sudah sangat baik. Hal itu membuktikan bahwa saat ini ketersediaan obat maupun oksigen terpenuhi atau bisa dibilang aman. Saya rasa manajemen yang dilakukan Pak Bobby sudah berhasil. Semangat Pak Bobby sudah cukup baik, tetapi harus dipantau sampai ke tingkat lingkungan guna mensukseskan program Pak Wali Kota yang bagus tersebut,” kata Delyuzar.
Selain memperhatikan ketersediaan obat dan oksigen, lanjut Delyuzar, Pemko Medan juga harus memperhatikan penyaluran obat itu kepada warga yang sedang melakukan isolasi mandiri (isoman) di rumah atau di tempat isoter yang telah disediakan Pemko Medan seperti Gedung P4TK, ex Hotel Soechi dan Kapal KM Bukit Raya. Dengan demikian pihak-pihak yang terlibat dapat dengan mudah mengakses obat dan oksigen.
Apabila hanya diserahkan ke puskesmas dan Dinas Kesehatan, Delyuzar takut sumber daya manusia (SDM)-nya tidak mampu karena banyak yang isoman. Diungkapkannya, saat ini banyak pihak-pihak terkait seperti Rumah Sakit Universitas Sumatera Utara (USU), Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) ikut membantu warga yang isoman. Untuk itu,. Delyuzar berharap akses mendapatkan obat dan oksigen bisa dipermudah.
“Apa yang dilakukan Pak Wali Kota sudah bagus ,tetapi memang harus diperluas lagi agar tidak hanya untuk rumah sakit, tetapi teman-teman profesional juga ingin membantu pemerintah lewat pendampingan isoman yang terpantau di luar. Berbagai organisasi profesi juga ikut membantu, karena keterbatasan puskesmas tersebut. Puskesmas bebannya berat sekali sekarang karena mengerjakan semua dan kita takut akan lumpuh juga kalau dibebankan semua. Untuk itu program praktek swasta yang tergabung di kelompok-kelompok profesi bisa disupport juga untuk ikut membantu Pemko Medan,” ungkapnya..
Disamping itu, Delyuzar mengungkapkan, terkadang banyak warga yang melakukan isoman di rumahnya tidak terdata sehingga mereka tidak mendapatkan obat Covid-19 yang dibutuhkan. Oleh karena itu, sarannya, Pemko Medan sebaiknya bekerja sama dengan pihak terkait agar petugas puskesmas ataupun dokter yang memantau warga isoman dapat mendapatkan akses yang mudah untuk menyalurkan obat tersebut. (JPP/RT)