JPPOS.ID || JAKARTA – Jelang hari kemerdekaan Republik Indonesia ke-76, Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) menyelenggarakan sidang tahunan, Senin (16/8). Sidang paripurna ini memiliki tiga mata agenda yaitu sidang tahunan MPR RI yang berisi pidato Presiden dalam rangka penyampaian laporan kinerja lembaga-lembaga negara, sidang bersama DPR RI dan DPD RI yang berisi pidato Presiden dalam rangka HUT Kemerdekaan RI ke-76, dan rapat paripurna DPR RI yang diisi dengan Pidato Presiden dalam rangka penyampaian RUU tentang APBN T.A. 2022 beserta nota keuangannya.
Sidang tahunan MPR RI tahun ini kembali digelar secara hybrid dengan jumlah kehadiran langsung di Gedung Nusantara, Komplek Parlemen Senayan sebanyak 60 orang. Jumlah ini jauh lebih sedikit jika dibandingkan dengan jumlah peserta yang hadir secara langsung pada tahun lalu yaitu sebanyak 380 orang. Namun demikian ketua MPR RI, H. Bambang Soesatyo, S.E., M.B.A., memastikan dalam sambutannya bahwa seluruh anggota dewan yang merupakan peserta sidang hadir secara virtual.
Selain peserta sidang beberapa tamu undangan juga turut hadir secara virtual di antaranya para duta besar negara sahabat, para pimpinan perwakilan badan dan organisasi internasional, Panglima TNI, Kapolri, serta para Menteri Kabinet dan para Pimpinan Lembaga Negara. Kepala BNN RI, Dr. Petrus Reinhard Golose pun tampak hadir virtual dengan didampingi oleh Sestama BNN, Drs. I Wayan Sukawinaya, M.Si. dan Irtama BNN, Drs. Wahyono, M.H.
Indonesia Tangguh, Indonesia Tumbuh, menjadi semboyan bulan kemerdekaan Indonesia pada tahun ini. Tema tersebut diangkat untuk mendeskripsikan nilai-nilai keteguhan, semangat pantang menyerah untuk terus maju bersama dalam menempuh jalan penuh tantangan agar dapat mencapai masa depan yang lebih baik. Namun, Presiden Jokowi mengingatkan bahwa hal tersebut hanya dapat tercapai melalui sikap terbuka dan siap berubah dalam menghadapi kondisi dunia saat ini yang penuh dengan disrupsi.
“Indonesia Tangguh, Indonesia Tumbuh, hanya bisa dicapai jika kita semua bahu-membahu dan saling bergandeng tangan dalam satu tujuan. Kita harus tangguh dalam menghadapi pandemi dan berbagai ujian yang akan kita hadapi dan kita harus terus tumbuh dalam menggapai cita-cita bangsa,” tutur Presiden dalam Pidato Kenegaraannya.
Sementara itu, dalam kesempatan tersebut Presiden juga menyampaikan berbagai langkah dan capaian pemerintah selama 1,5 tahun menghadapi pandemi covid-19. Presiden Jokowi mengatakan bahwa telah terjadi penguatan secara signifikan dalam perilaku dan infrastruktur kesehatan dan sekaligus penguatan kelembagaan nasional.
Kesadaran partisipasi dan gotong royong masyarakat menurutnya telah menguat luar biasa. Tidak hanya itu, Presiden pun menyatakan bahwa kelembagaan negara baik lintas sektor, lintas lembaga negara, serta antara pusat dan daerah telah melakukan konsolidasi sehingga mampu menghadapai kondisi ketidakpastian dalam pandemi covid-19.
“Penyakit adalah masalah bersama dan menjadi sehat adalah agenda kita bersama,” imbuhnya.
Lebih lanjut Presiden menuturkan bahwa praktek demokrasi, akuntabilitas, serta tata kelola yang baik, kerja sama antar lembaga, serta kepemimpinan yang responsif, dan konsolidatif menjadi kunci utama dalam menangani pandemi. Ia pun menyampaikan bahwa pemerintah telah bekerja keras mengerahkan semua sumber daya demi mengamankan kebutuhan nasional.
Presiden Jokowi dalam pidato kenegaraannya memastikan kepada seluruh peserta sidang dan seluruh rakyat Indonesia meskipun pemerintah berkonsentrasi dalam menangani kesehatan tetapi perhatian terhadap agenda besar menuju Indonesai maju tidak berkurang sedikitpun.(Effendi/ARM)