JPPOS.ID | LANDAK – Harga Gas Elpiji Bersubsidi atau LPG 3 Kg di kabupaten landak mengalami kenaikan harga dan jauh dari Harga Eceran Tertinggi (HET) yang di tetapkan sebesar Rp 18.500 per tabunganya.
Tingginya harga elpiji bersubsidi ini membuat sebagian masyarakat khusus nya pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) hingga ibu rumah tangga mengeluh, dengan kondisi ekonomi dan keuangan yang semakin sulit di tengah krisis pendemi covid-19.
Menyikapi hal tersebut Kepala Dinas Koperindag Kabupaten Landak Samsul Bahri mengatakan, ada beberapa pangkalan nakal yang tidak konsisten untuk penyaluran gas bersubsidi tersebut, dan pihaknya sudah membuat surat teguran karena sudah ada temuan di lapangan. Dia mejelaskan sebenarnya untuk menyalurkan gas ini hanya melalui agen dan pangkalan saja tidak ada istilah pengecer, tetapi sekarang ini ada istilah pengecer, pengecer inilah yang menjual sampai Rp 40 ribu.
“Ada beberapa pengecer di Tebing Tinggi dan Sungai Buluh seperti itu tetapi, sudah kita buat surat teguran baik yang bersangkutan maupun sumber pangkalanya, karena harga HET di Kabupaten Landak sekarang dari Pontianak sampai pangkalan masih Rp 18.500,” ucap Samsul saat ditemui diruang kerjanya Rabu (2/12/2020).
Kemudian mengenai persiapan menghadapi Natal ini, pihaknya sedang mempersiapkan rapat koordinasi bersama dalam menetapkan harga HET terbaru untuk gas bersubsidi se-Kabupaten Landak, yakni untuk sampai di Ngabang, Serimbu, Kuala Behe, dan sekitarnya.
“Sekarang masih dalam proses dan SK nya sudah kita naikan ke Ibu Bupati.
Setelah SK Het terbaru keluar nanti, kita akan langsung melakukan monitoring di lapangan,” katanya.
Saat ditanya mengenai kenaikan harga yang mencapai Rp 40 ribu di Desa Darit Kecamatan Menyuke, pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan pihak Pertamina untuk menghadapi masalah tersebut.
“Karena pangkalan Darit itu kan agenya di Ngabang nanti kita tegur agenya untuk menegur pangkalan nya, kalau tidak di indahkan maka kita minta cabut saja pangkalanya,” tegasnya (Nopi).