jppos.id, Jakarta – Sebagai negara kepulauan, Indonesia sangat rawan untuk dilanda berbagai jenis bencana.
Sebagai antisipasi, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah menyusun dokumen Rencana Nasional Penanggulangan Bencana (Renas PB).
Untuk meningkatkan sinergitas ahli kebencanaan di Indonesia, sejak 2014 BNPB bersama Ikatan Ahli Kebencanaan Indonesia (IABI) telah menyelenggarakan serangkaian pertemuan ilmiah tingkat nasional yang hampir diselenggarakan setiap tahun.
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ke-7 Tahun 2023 di Gedung Samantha Krida – Universitas Brawijaya, Malang, Jawa Timur. Tema yang diangkat pada tahun ini “Penguatan Modal Sosial yang Adaptif untuk Mencapai Ketangguhan Masyarakat dalam Revolusi Industri Kebencanaan 4.0”.
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati berkesempatan membuka pertemuan Ilmiah Tahunan Ke-7 Tahun 2023 secara online.
Dalam sambutannya, Dwikorita menekankan keterlibatan dan peran BMKG dalam membangun ketahanan iklim, mulai dari monitoring perubahan iklim Indonesia hingga global. Ia menyatakan, “Kerangka kebijakan, sains, dan layanan saling terkoneksi dan saling komplementer dengan tujuannya masing-masing. Maka, penting bagi BMKG untuk menerapkan ketiga pilar sebagai pendukung adaptasi dan mitigasi”.
BMKG telah meningkatkan kapasitas dan kapabilitas dalam layanan informasi GRK dengan mengimplementasikan Sistem Informasi Gas Rumah Kaca Global Terintegrasi (IG3IS) di tahun 2022.
Alhasil, BMKG berhasil memberikan profil tren GRK secara menyeluruh dalam upaya mitigasi perubahan iklim.
Dwikorita menambahkan bahwa BMKG mengadakan kegiatan literasi iklim untuk mendukung ketahanan pangan dalam rangka adaptasi perubahan iklim dengan cara melatih masyarakat, terutama petani, yang kemudian akan dipraktekkan langsung ke lapangan.
Dengan berbagai program yang telah dilaksanakan, diharapkan keterlibatan BMKG dalam membangun ketahanan iklim memberikan antisipasi bagi keselamatan dan kesejahteraan masyarakat sehingga mampu mewujudkan SDM yang memiliki ilmu menghadapi perubahan iklim dan dapat mengurangi segala resiko.
Ridwan.