Jurnalpolisipos.id||Kolonodale(Morut) – Bupati Morowali Utara DR. dr. Delis Julkarson Hehi, MARS, menegaskan komitmennya untuk membereskan semua masalah dan keluhan terkait bangunan fisik Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kolonodale pada 2022 demi meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, khususnya para pasien.
“Kondisi fisik bangunan RSUD ini sangat memprihatinkan. Kita sudah lihat tadi ada genangan air, ruang rawat inap bocor-bocor, kamar mandi merembes dan banyak kerusakan lainnya,” kata Bupati Delis usai berkeliling meninjau ruang-ruang, sarana dan fasilitas pelayanan di RSUD itu awal pekan ini.
Dalam peninjauan tersebut, bupati didampingi Ketua Tim Penggerak PKK Febriyanti Hongkiriwang, Asisten I Setda Morut Viktor Tamehi, Direktur RSUD Kolonodale dr Sherli Pede dan sejumlah pejabat lainnya.
RSUD Kolonodale ini, kata Delis, merupakan unit kerja lingkup Pemda Morut yang mendapat perhatian penting Delis-Djira selaku kepala daerah baru yang mengusung visi-misi membangun masyarakat Morut yang sehat, cerdas dan sejahtera (SCS) tersebut.
Delis menjelaskan, salah satu institusi yang paling berperan dalam pelayanan kesehatan masyarakat adalah rumah sakit umum daerah.
“Kondisi fisik RSUD ini sangat memprihatinkan. Secara SDM sudah lumayan mencukupi. Pokok perhatian adalah pada kondisi fisik bangunan, ada genangan air, rawat inap yang semuanya bocor, kamar mandi merembes. Ini persoalan, kalau tadinya mungkin pasien masuk dengan satu jenis penyakit, bisa-bisa muncul penyakit lain dari sumber-sumber infeksi karena ketidaklayakan ruangan tadi itu,” ujar Delis.
Delis mengaku menerima banyak keluhan terkait kondisi RSUD Kodal ini. Termasuk honor tenaga perawat pasien COVID-19 yang sudah berbulan-bulan belum dibayarkan dan adanya pemotongan honor.
“Ini tidak boleh terjadi lagi. Honor petugas jangan dipotong-potong,” ujarnya.
Delis juga ingin melengkapi tenaga medis dan paramedis serta sarana dan prasarana serta fasilitas kerja mereka. Jumlah dokter spesiali yang masih kurang akan diupayakan segera dicukupi. Termasuk akan mengupayakan agar RSUD Kodal memiliki alat CT-Scan.
“Obsesi saya adalah salam waktu yang tidak terlalu lama, RSUD Kolonodale bisa dikembalikan posisinya sebagai pusat rujukan regional. Karena sejarahnya dulu, RSU Kodal ini dalah pusat rujukan regional cuma karena keterbelakangan kita membangun sehingga pusat rujukan itu berpindah ke RSUD Bungku,” ujarnya.
Target saya, kata Delis, pembenahan fisik RSUD Kolonodale tuntas tahun depan. Semua keluhan terkait fisik sudah harus selesai 2022.
“Saya sudah minta Direktur RSUD Kodal segera masukan usul perencanaan perbaikan fisik untuk kita kawal agar pembiayaannya sudah masuk dalam APBD perubahan 2021. Ini menyangkut kepentingan orang banyak dan masyarakat Morowali Utara, khususnya mereka yang sakit dan butuh perawatan yang maksimal,” ujar Delis lagi.
Direktur RSUD Kodal, Sherli Pede menyebutkan RS ini berakreditasi C didukung dokter spesialis anak, penyakit dalam, kandungan, bedah, jantung, anestesi, gizi, dan dokter gigi serta 12 dokter umum serta 200-an paramedis.
Jumlahnya dokter spesialis sangat kurang untuk penyakit dalam, anak, anestesi, jantung dan gizi, kata Sherli.
(Urapan A. Gogali/JPPos Morut)