Tanggapi Netizen Soal Taman Rp Rp 6,8 M, Sutarmidji: Yang Komentar Bakal Foto Selfi di Situ

JPPOS.ID | PONTIANAK – Sebuah unggahan yang sempat viral di media sosial tentang pembangunan halaman pendopo Gubernur Kalbar. Banyak komentar negatif dari warganet mengarah kepada Gubernur kalbar, Senin,(30/8/2021).

Pasalnya, pembangunan halaman pendopo yang menelan dana sebesar Rp 6,8 miliar itu dilakukan di saat pandemi COVID-19. Banyak netizen yang mempertanyakan kebijakan itu.

Gubernur Kalbar, Sutarmidji, menjelaskan, bahwa pembangunan dengan anggaran Rp. 6,8 miliar tersebut dilakukan untuk perbaikan halaman, karena dalam beberapa tahun terakhir taman tersebut sering tergenang banjir apalagi saat musim penghujan.

Halaman pendopo yang sedang direnovasi tersebut, kata Midji, juga akan dijadikan sebagai ruang terbuka hijau untuk publik, karena di Pontianak saat ini kawasan terbuka hijau masih kurang.

Kita membangun itu semuanya untuk kepentingan masyarakat, tidak ada pembangunan itu untuk kepentingan Sutarmidji dan keluarganya. Semuanya kita pikirkan, itu kan arahan dari pusat adakan padat karya. Nah, dan yang kerja orang-orang Pontianak juga, Itu semata-mata pertimbangannya untuk menyediakan lapangan kerja bagi sektor konstruksi dan properti,” kata Midji.

Selain itu, kata Midji, anggaran Rp 6,8 miliar ini juga digunakan untuk pembangunan pagar, karena sebelumnya ada pelebaran trotoar di depan pendopo Gubernur, sehingga pagar lama harus dirobohkan.

Bukan bangun taman, salah. Bukan taman itu. Itu ganti pagar, karena ada pelebaran trotoar, dan peninggian halaman, kan tergenang air. Saya paham saya tidak akan membuat APBD mubazir. Semua itu untuk kepentingan masyarakat Kalbar, bukan kepentingan Gubernur. Boleh protes, kalau saya bangun rumah jabatan. Saya gak bangun itu,” jelasnya.

Midji juga mengatakan halaman di pendopo Gubernur tersebut sering banjir, sehingga pihaknya kesusahan untuk melakukan apel di sana.

Ia pun mengatakan, bahwa ruang terbuka hijau untuk publik ini, nantinya juga bisa dinikmati oleh masyarakat. Sama halnya seperti pembangunan trotoar di depan Kantor Gubernur, yang sebelumnya dikritik, namun akhirnya juga dinikmati masyarakat untuk bersantai.

“Halaman Pendopo Gubernur, disaat hujan mau apel aja air tergenang, gimana mau apel. Kalau tak percaya, lihat sekarang kondisinya. Lihat modelnya, bocor dimana-mana, dah dikritik juga. Lalu, halaman pendopo banjir, dikritik. Sudah dibangun, dikritik juga?,” ucapnya.

“Nanti kalau sudah jadi, yang ngomong (komentar negatif) itu, juga ingin foto-foto di situ. Contoh trotoar kemarin, ribut kan. Dibangun kan, nah sekarang dinikmati. Jadi sudahlah, liat dulu. Jadi lihat dulu apa yang kita kerjakan, jangan dipolitisir,” pungkasnya. (Ty)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *