JPPOS.ID || PARIGI MOUTONG – Bupati Parigi Moutong (Parimo) H Samsurizal Tombolotutu bersama Sekretaris Umum KONI Parimo Supardin SPd dan Pelaksana Tugas (Plt) Kadis Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Parigi Moutong melakukan kunjungan kerja (Kunker) dengan agenda sosialisasi Penjaringan bakat olahraga bagi anak usia dini di Wilayah Utara Parigi Moutong.
Sosialisasi penjaringan bakat dibagi per wilayah, dan untuk pertama kali di kunjungi adalah wilayah Eks Moutong Kecamatan Moutong, Kecamatan Taopa, Kecamatan Bolano Lambunu, Kecamatan Bolano dan Kecamatan Ongka Malino, dipusatkan di pantai wisata Dok Kecamatan Moutong, Kamis (12/1).
Kegiatan tersebut disambut baik oleh para Camat, para Kepala Sekolah dan guru olahraga dengan serius mengamati pengurus Cabang olahraga (Cabor) anggota KONI dalam memberikan materi sekaligus mempraktekan masing masing Cabor, salah satunya Cabor Gateball yang menjadi unggulan Parigi Moutong.
Bupati Parigi Moutong H Samsurizal Tombolotutu dalan arahannya mengatakan, tujuannya berkunjung ke wilayah utara untuk mensosialisasikan sehubungan dengan semangat bapak Gubernur Sulawesi Tengah yaitu program Sulteng Emas.
Sulteng Emas kata Bupati Samsurizal ia artikan bukan membeli Atlet, tetapi harus membina Atlet semenjak usia dini.
“Kemarin saat pertandingan piala AFF antara Indonesia vs Vietnam dengan skor dimeangkan oleh Vietnam 2-0, saya langsung telephone teman, saya sampaikan apa yang membuat Indonesia kalah dari Vietnam, ternyata Vietnam itu Merdeka tahun 1975 setelah Amerika Serikat hengkang dari perang saudara. Namun Vietnam bangkit dengan program yang diambil dari Jepang yaitu mengambil anak SD dan SMP di bina semenjak tahun 1980 sampai dengan sekarang. Tim Garuda Indonesia walaupun sudah diturunkan semua kekuatan yang ada bergitu melawan Vietnam hanya dilawan setingkat anak Sekolah, bahkan ada 2 orang dari Vietnam setingkat SMP sudah main di tingkat Nasional dan mampu mengalahkan tim kebanggan Indonesia,”Jelasnya.
Berkaitan hal itu kata Bupati, program yang ia jalankan saat ini tidak salah dan sudah benar, yaitu bagaimana membina Atlet usia dini. Berkaitan hal itu juga harus melihat siapa pelatihnya, siapa Atletnya dan dari mana sumbernya.
“Sumbernya tidak hanya anak Sekolah, tetapi tetangga tetangga seumuran anak SD yang putus sekolah juga bisa diajak, walaupun putus sekolah tapi berprestasi di olahraga. Kalau sudah semangat di olahraga baru kita ajak dia ujian paket A, B atau C, kalau paket C itu bukan wewenang saya terapi wewenang Provinsi yang mengeluarkannya,”Terangnya.
Selanjut kata Samsurizal, untuk memberikan semangat kepada guru olahraga ia akan memberikan Reward apabila bisa melahirkan usia dini yang berprestasi minimal bisa mendapatkan medali Emas di PON nanti pada tahun 2024 maka ia akan dijadikan sebagai Kepala Sekolah walaupun hanya Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
“Tahun lalu saya programkan minimal ada perwakilan setiap Kecamatan dua orang Kepala Sekolah yang non PNS. Sebagaiman saya sampaikan tahun lalu di tahun 2022. Dua orang juga Kepala Puskesmas (Kapus) bukan hanya dari PNS Pejabat Eselon IV tetapi juga bisa diambil dari PPPK, dan saya tidak main main,”Katanya.
Lanjut Samsurizal, bahwa ia menjabarkan apa yang disampaikan Gubernur Sulteng bahwa PON 2024 harus Sulteng Emas. Bagimana menjabarkannya tentunya dimulai dari pembinaan anak usia dini.
“Saya belajar dari Jepang. Jepang saat ini baik olahraga Voli, Sepakbola atau apa saja Jepang tidak di pandang sebelah mata, Jepang tidak bisa dianggap remeh karena dia memilih sudah sesuai dengan teori. Oleh sebab itu saya minta kepada Guru olahraga untuk melihat dan memilih yang diutamakan adalah postur tubuh, umur dan sebagainya,”Ujarnya.
Jum’at (13/1/2023).
( FL )
Sumber : Diskominfo Parimo