Ketua Tim GTPP Covid 19 Paluta di Duga Kurang Transparansi Terhadap Prokresnya 3T Serta Yakin 70% Warga Percaya Virus Corona Melalui Digital

JPPOS.ID || Paluta – informasi terkini  Covid 19 di kabupaten Padang lawas Utara (Paluta) Sumatera Utara, Yang terkonfirmasi ada 16 orang dan meninggal 12 orang, Namun bila melihat dari kondisi dan situasi saat ini angka kematian di Paluta sangat tinggi, Ketua Tim gugus tugas penanganan covid 19 Paluta  Lailar Rusdi Nasution ketika di konfirmasi Wartawan jppos.id , melalui pesan watsapp Rabu 13/7/2021.
Apakah ada kaitannya dengan covid 19.

Lailar Rusdi menjelaskan.” Bukan hanya di paluta, rata-rata disetiap wilayah juga meningkat angka kematian setiap hari, apakah ada hubungannya dengan covid ?,

Mengingat kondisi belakangan ini kita akui bahwa fokus kita mengejar target vaksinasi di satu sisi, disisi lain menurunkan angka testing yang kita lakukan disebabkan terbatasnya personil tenaga kesehatan kita, ditambah lagi banyak masyarakat yg enggan memeriksakan diri walaupun sakit yang diderita mengarah pada gejala covid secara umum, kalau boleh jujur banyak tingkat kematian belakangan ini dari gejalanya kita nilai sebagai covid-19 namun karena tidak ada dasar kita berupa hasil test resmi yang menyatakan almarhum terpapar jadi kita hanya bisa sebatas menghimbau kepada masyarakat agar sebelum melayat atau menjenguk orang sakit betul-betul dulu dicermati gejala penyakit yg bersangkutan, apabila mengarah ke gejala covid agar lebih waspada dan menghindari kerumunan ujar Lailar.

Dalam penuturan ketua Tim gugus penanganan covid 19 ini menuai tanda tanya, Kenapa masyarakat enggan memeriksakan diri apakah karena kurangnya himbauan seperti langsung di sosialisasikan untuk memberikan penjelasan kepada masyarakat apa itu covid 19 dan sampai di mana bahayanya, menurut penelusuran jppos.id masyarakat Paluta di duga  masih banyak masyarakat Paluta tidak percaya adanya covid 19 namun was-was antara percaya atau tidak, Apakah kendalanya sehingga masyarakat enggan memeriksakan diri.
Apakah memang anggaran penyuluhan kesehatan itu memang tidak ada atau tidak di salurkan selain kurangnya tenaga kesehatan,pada hal sudah di atur dalam peraturan menteri kesehatan yang ada seharusnya Pemda  melaksanakan 3T bagaimana prokresnya

Pentingnya 3T dalam pengendalian Covid19

3T (Testing, Tracing, Treatment).

Testing : Adalah pemeriksaan secara berkala, untuk mencari kasus OTG Covid19.
Hal ini penting untuk memutus rantai penularan.
Testing yg dianjurkan adalah : 1 testing setiap 1000 penduduk, setiap 2 minggu.

Tracing: adalah pemeriksaan terhadap kelompok orang yg masuk kontak erat pasien covid.
Misalnya, seseorang yg terdiagnosa COVID 19, maka harus dilacak orang-orang yg pernah berinteraksi dgn ybs,dalam 14 hari terakhir. Idealnya Tracing dilakukan terhadap 30 orang/1 kasus terkonfirmasi.

Treatment: Adalah pengobatan/perawatan yg harus diberikan kepada setiap orang yg positif Covid19.
Saat ini , dapat dikatakan, testing tidak berjalan sesuai ketentuan.  Padahal hal ini sangat penting untuk memutus rantai penularan.

Jika testing dilakukan dengan benar, maka kemungkinan besar akan ditemukan kasus Covid19 tanpa gejala. Dan setelah ditemukan, dianjurkan untuk Isolasi mandiri. Hal ini bertujuan agar penularan Covid19 dapat dikendalikan.
Jika penduduk Paluta sekitar 270.000 jiwa. 

Idealnya dilakukan tes Covid sebanyak 270 orang/setiap 2 minggu.
Testing cukup dilakukan dgn swab Antigen (tersedia cukup & dianggarkan). Hasil pemeriksaan dapat terlihat kurang dari 10 menit.

Lailar Rusdi Nasution terus terang mengatakan.” Sosialisasi memang kita akui masih kurang, namun di era digital saat ini mustahil rasanya masyarakat kita belum paham apa itu corona namun karena tekanan hidup yang sulit dimasa pandemi yang sudah hampir 2 tahun ini menyebabkan masyarakat harus menjalankan aktivitas yang terkadang jauh dari prokes, saya yakin bahwa 70% dari masyarakat percaya akan adanya corona ini hanya saja mereka sengaja abai sehingga penyebarannya jadi tidak terbendung, sebenarnya kita selaku pemerintah

tidak ingin membatasi ruang gerak masyarakat hanya ingin mengedukasi bagaimana menerapkan prokes dalam kondisi seperti sekarang ini, selama prokes yg tepat dijalankan sebenarnya aktifitas apapun bisa saja dilakukan
Tutur Lailar namun Lailar di duga enggan memberikan penjelasan tentang anggaran penanganan covid 19  apakah ada anggaran atau memang tidak ada sama sekali sehingga masyarakat Paluta kurang memahami apa itu covid 19 yang sebenarnya dan sampai di mana pemaparannya apakah mungkin cukup di jelaskan melalui spanduk-spanduk.

Sementara Info dari pihak RSUD saat ini yang di isolasi di RSUD Paluta ada 9 orang satu di antaranya telah di rujuk ke Medan.

Sementara ketua Tim GTPP menjelaskan
Yang  rawat diruang isolasi terkonfirmasi saat ini di RSUD hanya 2 org, yg lain masih berstatus suspec karena hasil PCR nya belum keluar, 2 org dirawat di RS asahan, 1 org dimedan, 1 org di RSUD Padang Sidempuan dan sisanya isolasiandiri dirumah masing-masing, terkonfirmasi 16 orang dan 12 orang di nyatakan meninggal. 

(Sahnan Harahap)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *