JPPos.id, Tulungagung —
Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-820 Kabupaten Tulungagung, digelar pagelaran wayang kulit dengan lakon legendaris “Kresna Duta” di Pasar Rakyat Ngunut, Jl. Pahlawan Krajan No. 3, Kecamatan Ngunut, pada Sabtu malam (1/11/2025).
Pagelaran budaya tersebut menghadirkan Ki Dalang Eko Prisdianto, dalang kondang asal Tulungagung yang dikenal dengan gaya penyampaiannya yang hidup dan komunikatif. Turut tampil pula Ki Jabang Rahmadhan, serta bintang tamu komedian Gareng dan Lusi Brahman, yang menambah semarak suasana.
Hadir dalam kesempatan itu Bupati Tulungagung H. Gatut Sunu Wibowo, S.E., M.E., bersama Wakil Bupati H. Ahmad Baharudin, S.M. Keduanya hadir langsung di tengah-tengah masyarakat Ngunut, menyaksikan pertunjukan dan menyampaikan pesan kebersamaan melalui slogan peringatan tahun ini:
“Tulungagung Bersatu, Satukan Langkah untuk Tulungagung Maju.”
Dalam sambutannya, Bupati menegaskan bahwa persatuan adalah kunci bagi kemajuan Tulungagung di berbagai bidang, seperti ekonomi, pendidikan, kesehatan, infrastruktur, dan kesejahteraan masyarakat.
“Kita ingin memperkuat identitas daerah dan semangat gotong royong. Hanya dengan kebersamaan, Tulungagung dapat melangkah maju dan menjadi daerah yang sejahtera,” ujar Bupati.
Meskipun sempat diguyur hujan, antusiasme masyarakat tak surut. Ratusan warga tetap bertahan menonton pertunjukan budaya Jawa ini dengan penuh semangat.
Selain pertunjukan wayang kulit, rangkaian HUT ke-820 Tulungagung juga dimeriahkan oleh kegiatan santunan sosial untuk anak yatim, serta gelar karya UMKM lokal yang menunjukkan potensi ekonomi kreatif masyarakat Tulungagung.
Lakon “Kresna Duta” sendiri mengisahkan Kresna yang diutus sebagai duta perdamaian Pandawa untuk mendamaikan perseteruan dengan Kurawa. Namun misi itu gagal, menjadi awal pecahnya perang besar Bharatayudha.
Melalui kisah tersebut, masyarakat diajak merenungi nilai-nilai diplomasi, kebijaksanaan, dan perjuangan untuk perdamaian.
“Pagelaran ini bukan sekadar hiburan, tapi juga pengingat agar kita terus nguri-uri kabudayan Jawa, nglestantunake warisan leluhur, menjaga warisan budaya bangsa agar tak lekang oleh zaman,” tutur Ki Dalang Eko Prisdianto.
Kemeriahan acara di Ngunut ini menjadi bukti kuat bahwa semangat budaya, persatuan, dan gotong royong masih hidup di hati masyarakat Tulungagung.
(Eko Pramono / JPPos.id)








