Kalimantan Barat Paling Diuntungkan Perpindahan Ibu Kota, Bagaimana Kemacetan Yang Kerap Terjadi di Kota Pontianak Nanti?

JPPOS.ID | PONTIANAK – Sebagai daya tarik perkotaan penyedia berbagai fasilitas sosial, bisnis, dan budaya yang membuka peluang ekonomi tentunya melahirkan urbanisasi. Hal ini telah terjadi di berbagai negara, khususnya negara berkembang yang membutuhkan tenaga kerja dan memiliki target pertumbuhan ekonomi yang tinggi.

Namun tidak semua negara siap menanggapi isu urbanisasi ini. Urbanisasi akan meningkat seiring dengan kebutuhan akan perjalanan dan dengan ketidaksiapan fasilitas transportasi, kemacetan umumnya terjadi.

Kemacetan lalu lintas merupakan permasalahan yang sudah lama terjadi di kota-kota besar Indonesia.

Pemindahan ibu kota ke Kalimantan sebagai langkah yang sangat baik yang dilakukan oleh pemerintah pusat. Jika dilihat dari sisi geografis, yang paling tepat sebagai ibu kota negara yang baru adalah Kaltim dan Kalbar.

Namun, Kaltim memiliki peluang besar untuk menjadi ibu kota negara Indonesia yang baru mengingat dari sisi infrastruktur memang provinsi paling timur di pulau Kalimantan itu lebih siap dibanding daerah lainnya.

Tingginya Mobilitas masyarakat dan meningkatnya kendaraan, baik roda dua, empat dan enam menjadi salah satu faktor menimbulkan kemacetan di Kota Pontianak, Provinsi Kalimantan.

Salah satu warga pengguna jalan, Fiqi Afrizal (25) menyampaikan, kemacetan yang sering terjadi di persimpangan jalan lampu merah Tanjungpura Pontianak, dikatakannya memang menjadi langganan setiap sore harinya.

Hal tersebut, dikatakakannya, lantaran sore hari merupakan jam pulang kerja bagi masyarakat Kota Pontianak dan sekitarnya.

Memang biasa sih macet begini. Bahkan jadi langganan setiap sore. Tapi mau diapakan lagi, karena ini jalan satu-satunya. Mau lewat kapal feri penyebranganpun disana ramai juga dan apalagi kalau udah jam segini pasti udah tidak beroperasi lagi. Jadi lewat disini saja,” kata Fiqi yang ingin pulang ke arah Selat Panjang Pontianak Utara, Minggu (10/10/2021).

Sejauh pantauan jppos.id pada sore hari sekira pukul 17.00 Wib hingga berita ini dilansir.

Kondisi arus lalu lintas dari arah Jalan Pahlawan menuju Tanjung Raya 2 melalui Jembatan Kapuas, dari arah Jalan Imam Bonjol dan dari arah Tanjungpura kendaraan, baik roda dua dan empat padat merayap.

Tampak petugas Kepolisian pun mengatur lalu lintas agar berjalan dengan lancar.

Jadi karena macet ini, biasanya kalau pulang jam 4 sore nyampai rumah bisa jam 5 bahkan biasanya sampai jam 6 malam,” tambah Fiqi.

Karena jalan raya ini, dinilainya bukan hanya dilintasi oleh masyarakat Kota Pontianak namun juga dari luar kota Pontianak seperti Kubu Raya dan sekitarnya.

Maka ia berharap agar kemacetan yang sering terjadi ini, bisa ditemukan solusi terbaiknya.

Agar tak selalu macet. Ya segera lah ada solusinya. Karena ini jalan utama,” ungkapnya.

Sementara itu, Mahadi Reza juga menyampaikan, bahwa faktor terjadinya kemacetan lantaran, banyaknya masyarakat yang ingin pulang kerja dan ada juga yang pulang dari kondangan.

Karena masyarakat mau pulang kerumah. Jadi ya numpuk gitu, karena kalau siang hari atau malam hari kan enggak kayak gini,” ungkapnya.

Berdasarkan Sumber Data Jumlah Kendaraan Dinas Perhubungan Kota Pontianak pada tahun 2019 sebagai berikut : Kendaraan Roda Dua 718,373 Buah dan Kendaraan Roda Empat 76,634 Buah.

Menurut Data Disduk Capil Kota Pontianak :

Data jumlah penduduk pada semester I tahun 2021 adalah berjumlah 672.440 jiwa. Artinya, ketika penduduk Kota Pontianak Memiliki kendaraan 20℅ dari jumlah jiwa, ditambah lagi keluar masuknya warga luar dari Kota Pontianak tentunya akan menjadi PR besar Pemerintah Daerah dalam upaya mengatasi kemacetan di Kota Pontianak.

Keberhasilan implementasi dari pembangunan infrastruktur transportasi dan kebijakan perihal pengelolaan permintaan transportasi bergantung pada semua pihak, baik penyedia layanan yang memastikan kualitas pelayanan, maupun masyarakat sebagai pengguna layanan.

Perlu diingat bahwa target untuk mencapai kota yang layak dengan transportasi berkelanjutan perlu dipahami dan diupayakan oleh semua orang. (Tg/Iz)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *