Jppos.id.PANGANDARAN – Cuplikan Sabda Rasul SAW berbunyi ‘Siapa yang melihat kemungkaran diantara kalian, hendaklah ia mengubah dengan tangannya. Apabila tidak mampu, maka hendaklah ia mengubah dengan lisannya. Jika tidak mampu, hendaklah mengubah dengan hatinya. Itu adalah selemah-lemahnya iman’
Dalam pemberitaan yang beredar kini ramai diperbincangkan adanya laporan polisi dari seorang warga yang mengaku mendapat tindakan tegas berupa pemukulan dari Bupati Pangandaran H. Jeje Wiradinata saat ditemui pada malam pergantian tahun akibat yang bersangkutan merobek segel penutupan yang dipasang di sebuah kafe remang-remang oleh Pemerintah Kabupaten Pangandaran.
Terkait hal itu, seorang pemuda asal Parapat Desa Pangandaran Abdurrahman memberikan simpati dan dukungan mewakili warga atas tindakan tegas yang dilakukan oleh Bupati Pangandaran.
“Saat melihat adanya kemungkaran, seorang mukmin tidak boleh diam, abai, apalagi sampai ridha dan mendukung kemaksiatan. Namun, pemimpin harus menunjukkan pembelaan dan loyalitasnya kepada Allah dengan berusaha mengubah kemungkaran tersebut,” tutur Abdurrahman, yang juga Pengurus di Yayasan Yatim Al-Ma’uunna.
Ia menambahkan mengubah kemungkaran dengan tangan (kekuasaan) diletakkan oleh Nabi SAW dalam urutan pertama.
“Pasalnya, kekuasaan itulah yang memiliki peran efektif dan strategis dalam mengubah kemungkaran. Apalagi, kemungkaran yang terjadi saat ini begitu massif,” katanya.
Ia mengungkapkan karena itu, dari sini dapat dipahami mengapa agama menyuruh memilih penguasa yang beriman, yang islam, yang berakhlak, yang taat, dan pintar karena ia akan bisa melakukan proses amar makruf dan nahi mungkar.
Adapun terkait permasalahan hukum yang timbul, Abdurrahman berkeyakinan dan percaya bahwa Aparat Penegak Hukum (APH) di Polres Pangandaran akan menindaklanjuti dengan baik.
“Saya dan mungkin juga mayoritas warga di Pangandaran mendukung ketegasan Bupati, terlebih beliau langsung turun tangan sendiri, berani mengambil resiko, karena beliau sungguh sadar pertanggungjawaban seorang pemimpin terhadap adanya kemaksiatan,” ungkapnya.
“Dan apa yang dilakukan beliau merupakan amar maruf nahi mungkar, yang sejatinya harus terus dikawal semua pihak bahkan oleh pihak Kepolisian. Jangan sampai terganjal apalagi berhenti maka kami percaya tindak lanjut penanganannya oleh Polres Pangandaran akan sebaik-baiknya,”harapnya.
Lebih jauh lagi, Abdurrahman mengatakan bahwa dugaan pemukulan sudah dibantah oleh Bupati Jeje.
“Pak Jeje sudah membantah tudingan telah melakukan pemukulan. Beliau mengusap wajah orang tersebut saat terjadi percekcokan dengan tujuan agar yang bersangkutan sadar karena beliau melihat sudah ada beberapa botol miras yang dibuka,” ungkapnya.
Abdurrahman juga mendukung apa yang disampaikan Bupati Pangandaran Jeje Wiradinata ke media bahwa keputusan penutupan tempat hiburan malam merupakan hasil rembukan (musyawarah- red) bersama para ulama.
“Tentu baginya sama saja menjatuhkan harga dirinya bersama para pemangku agama, saat seseorang dengan cara sewenang-wenang merobek segel tempat hiburan malam, sama saja merobek harga diri Pemda,” pungkasnya
Reporter/ Sumber: SBI
Pewarta:wrd SBI