Jurnalpolisipos.id||Wawondula(Morut) – Bupati Morowali Utara DR. dr. Delis J. Hehi. MARS, mengapresiasi para petani anggota Kelompok Tani Padawa, Desa Wawondula, Kecamatan Mori Utara, yang mulai mengembangkan padi organik di lahan persawahan mereka. Sabtu – (15/05/2021).
“Pilihan petani di sini tepat dan membanggakan. Ini merupakan momentum bersejarah bagi sektor pertanian Morut ke depan,” kata Delis pada acara panen perdana padi sawah organik di Desa Wawondula, Sabtu siang.
Anggota kelompok tani Padawa yang berjumlah 27 orang mengembangkan padi organik ini pada areal dua hektare sebagai percontohan dengan perkiraan produktivitas enam ton/hektare.
“Semua hasil produksi ini disiapkan untuk menjadi benih yang akan digulirkan untuk musim tanam berikutnya kepada para petani di Mori Utara,” kata Nadjamuddin, Kadis Pertanian Morut.
Menurut dia, untuk mendukung pengembangan lahan percontohan padi organik ini, Pemkab Morut memberikan bantuan sarana produksi dan pendampingan oleh petugas penyuluh pertanian lapangan (PPL) dalam menerapkan sistem budidaya.
Setelah panen, Distan Morut juga memberikan bantuan terpal untuk penjemuran gabah serta plastik-plastik kemasan untuk membungkus gabah padi organik tersebut untuk dijual sebagai benih kepada para petani.
“Kami berharap pada musim tanam berikutnya, ada 20-an hektare sawah lagi yang akan dikembangkan dengan sistem organik,” ujar Nadjamuddin.
Bupati Delis Hehi yang didampingi Ketua Tim Penggerak PKK Febriyanti Hongkiriwang, Ketua DPRD Morut Hj. Megawati, anggota DPRD Morut sekaligus pembina Kelompok Tani Padawa Epafras Sambongi serta sejumlah kepala OPD menegaskan bahwa pengembangan pagi organik membawa banyak sekali keuntungan.
Menurut dokter Delis, padi organik sangat bermanfaat untuk kesehatan karena sifat antioksidannya tinggi sehingga mencegah penyakit-penyakit degeneratif dan kanker. Dari sisi lingkungan, padi organik ini merupakan sistem poertanian yang ramah lingkungan.
“Dari sisi kesejahteraan petani, harga padi organik ini jauh lebih tinggi dari padi biasa sehingga sangat menguntungkan petani, apalagi usia panennya hanya tiga bulan,” katanya.
“Saya baru cek, harga beras organik di pasaran saat ini rata-rata Rp24.000/kg, sedangkan beras biasa Rp10.000/kg. Kalau setiap petani menanam pagi organik satu hektare dengan produksi enam ton, maka keuntungan yang didapatkan dalam satu siklus panen mencapai 30-an juta rupiah,” ujar Delis lagi.
Saat temu wicara dengan kelompok tani Padawa bersama PPL se-Kecamatan Mori Utara, Delis berjanji akan membantu petani di Wawondula untuk memperbaiki sarana irigasi yang dikeluhkan tidak maksimal lagi karena kerusakan saluran tersier dan bendungannya.
“Saya tidak ragu-ragu lagi membantu petani memperbaiki irigasi di sini karena sudah terbukti bahwa petani di desa ini memanfatkan dengan maksimal sarana yang telah dibangun bahkan memperbaiki kerusakan dengan cara swadaya,” ujarnya.
(Ute/Ardiawan Lagonda JPPos Morut)