Baber United Minta Ketua Askab Labusel Dicopot, Tuding Ada “Kongkalikong” dalam Turnamen Sepak Bola

Labuhanbatu Selatan, JPPos.id – Asosiasi Kabupaten (Askab) PSSI Labuhanbatu Selatan (Labusel) tengah diterpa badai mosi tidak percaya. Desakan agar Ketua Askab Labusel segera dicopot mengemuka setelah kisruh dalam turnamen sepak bola memperebutkan Piala Bupati Labuhanbatu Selatan yang digelar di Desa Sabungan, Dusun Simandiangin, Kecamatan Sungai Kanan, Labusel.

Kekisruhan dipicu oleh dugaan pelanggaran serius terhadap Surat Keputusan (SK) resmi Askab dengan nomor 22/ASKAB PSSI/LB-S/X/2025. Panitia pelaksana dinilai mengabaikan aturan yang sudah ditetapkan, sehingga merugikan salah satu peserta, Baber United, yang akhirnya gagal melaju ke babak final.

1

Perubahan regulasi mendadak dan kebijakan teknis yang menyimpang membuat Baber United merasa dirugikan, baik dari sisi posisi kompetisi maupun kerugian finansial. Padahal, tim ini sempat menyedot perhatian publik dengan menghadirkan pemain dari liga nasional bahkan luar negeri — sebuah sejarah baru bagi sepak bola Labusel.

“SK sudah ditandatangani dan menjadi dasar hukum turnamen. Tapi di lapangan, panitia seenaknya mengubah aturan. Itu jelas merugikan kami di Baber United,” ujar perwakilan tim dengan nada kecewa.

Tudingan “Kongkalikong”

Situasi semakin panas setelah muncul dugaan adanya “kongkalikong” atau persekongkolan antara oknum panitia dengan pihak internal Askab Labusel.

“Kami menduga ini bukan sekadar kelalaian panitia. Mengapa SK yang mereka buat sendiri bisa diabaikan tanpa ada sanksi? Ini menguatkan indikasi ada restu dari dalam Askab,” tambah sumber internal Baber United.

Desakan pencopotan Ketua Askab kini bukan hanya datang dari tim yang dirugikan, melainkan juga dari berbagai elemen sepak bola Labusel yang menuntut transparansi dan akuntabilitas. Mereka menilai, kegagalan Askab menegakkan keputusan sendiri adalah bentuk gagalnya kepemimpinan organisasi.

Asprov PSSI Diminta Turun Tangan

Komunitas sepak bola Labusel mendesak Asprov PSSI Sumatera Utara segera melakukan investigasi mendalam terkait dugaan pelanggaran regulasi dan etika. Langkah ini dinilai penting untuk menjaga integritas kompetisi dan masa depan sepak bola Labusel.

Hingga kini, Ketua Askab Labusel belum memberikan pernyataan resmi. Hal ini menambah ketidakpastian dan memperbesar kekecewaan di kalangan pecinta sepak bola daerah.

Tanggapan Ketua Askab

Saat dikonfirmasi melalui WhatsApp, Ketua Askab PSSI Labusel, Debby Anri Siregar, menyampaikan pihaknya akan meninjau ulang laporan dan keluhan yang masuk.

“Nanti kita kaji ulang,” singkatnya.

Debby juga menegaskan bahwa turnamen tersebut sejatinya bukan bagian dari kalender resmi PSSI.

“Event itu di luar kalender kerja PSSI. Askab PSSI hanya memberikan rekomendasi, sementara keputusan mutlak ada di pihak penyelenggara yaitu panitia,” jelasnya.

Situasi panas ini membuat masa depan sepak bola Labusel menjadi sorotan. Publik kini menunggu langkah tegas dari Asprov PSSI Sumut dalam merespons kisruh yang dianggap mencederai sportivitas dan keadilan dalam kompetisi daerah.

(PP/Redaksi – JPPos.id)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *