JPPOS.ID_Terbanggi Besar — Sejumlah orang tua/wali murid Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 2 Terbanggi Besar, Kabupaten Lampung Tengah (Lamteng), sambangi kantor sekolahan tersebut, hal itu untuk mengambil serta mempertanyakan kejelasan atas pungutan uang iuran pembayaran pendidikan (IPP) yang telah mereka bayar, Senin (5/10/20).
Berdasarkan surat himbauan dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Lampung diantaranya , kepada seluruh sekolah baik negeri maupun suwasta agar tidak melakukan penarikan SPP atau sumbangan lainnya terhadap orang tua /wali peserta didik. Berdasarkan informasi yang mereka terima itu sejumlah wali murid yang hadir mengeluhkan apa yang telah pihak sekolah lakukan ditengah pandemi Covid -19.
Adapun komentar dari Gino salah satu wali murid yang mendatangi sekolahan yang sempat di wawancarai oleh awak media mengatakan bahwa, selama ini iya tidak pernah mendapatkan undangan dari pihak sekolah untuk rapat wali murid terkait penjelasan mengenai iuran yang telah ia bayarkan sebesar RP. 2.750.000 ( Dua juta tujuh ratus lima puluh ribu rupiah ) kepada pihak sekolah melalui via tranfer ke rekening BRI milik sekolah dengan nomor rekening 0357-01-000052-30-1.
” Sesuai informasi yang saya terima bahwa di masa pandemi Covid -19 tidak ada pembayaran iuran, untuk itu saya merasa kecewa dengan pihak sekolah karna tidak mengindahkan peraturan dari Dinas tesebut, dengan hal itu saya ingin mengambil /mempertanyakan uang yang telah saya bayar,” ujar Giono dengan nada sedih.
Lebih lanjut di jelaskannya, saat ia dan anak nya hendak menemui kepala sekolah (KS) guna meminta kejelasan hal itu dan akan mengabil kembali uangnya, namun oknum Guru malah menganjurkan untuk menemui Guru bidang kesiswaan, dengan hal itu saya menganggap pihak sekolah seakan saling lempar tanggung jawab serta tidak ada penjelasan terkait hal ini kepada saya.
“Saya ingin mengambil /serta mempertanyakan uang yang sudah saya bayar untuk pembayaran seragam sebesar Rp1.500.000, uang komite Rp1.000.000 dan iuran sumbangan untuk masjid Rp 250.000. tapi setelah saya melihat berita, uang komite tersebut ternyata tidak diketahui oleh komite, sayang saat saya bertanya kepada pihak sekolah mereka malah saling lempar tanggung jawab, serta orang yang mereka sarankan untuk di temui malah tidak ada disekolah, karna itu saya merasa kecewa kepada pihak seolah, maka saya dan anak saya putuskan untuk pulang kerumah,” ujarnya dengan nada kecewa.
Terpisah, saat awak media ini akan melakukan
konfirmasi kepada pihak sekolah tepat nya kepada (KS) tapi tidak diperbolehkan oleh pihak security sekolah dengan alasan, “Peraturan dari pihak sekolah bahwa, tamu yang tak diundang di larang masuk ke area sekolah”, ungkap security.
Penulis (Kholidi/Tim)