JPPOS.ID | PONTIANAK – Wakil Gubernur Kalimantan Barat, Drs. H. Ria Norsan, M.M., M.H., didampingi Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Provinsi Kalbar, Judan, S.Pd., M.Pd., mengikuti acara Ambassador Talk 2021 dengan tema “The Dutch Approach: Flood Disaster and Water Management Policies”, secara daring di Ruang Analisis Data Kantor Gubernur Kalimantan Barat, Selasa (23/11/2021).
Diinisiasi oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana Republik Indonesia, kegiatan yang bertujuan mengajak semua pihak untuk mendengar dan memperoleh pembelajaran pengalaman dari Negeri Kincir Angin dalam pengelolaan tata kelola air maupun risiko bencana tersebut dilaksanakan secara luring di Hotel Shangri-La Jakarta dan juga dilaksanakan secara daring melalui aplikasi Zoom Meeting dengan mengundang Gubernur, Bupati/Walikota, seluruh Kepala BNPB di Indonesia.
Seminar Ambassador Talk 2021 diawali dengan sambutan dari Kepala BNPB Republik Indonesia Mayjen TNI Suharyanto yang diwakili oleh DR. Raditia Jati selaku Deputi Bidang Sistem dan Strategi BNPB RI, Keynote Speaker oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia (Menko PMK), Muhajir Effendy, yang diwakili oleh Letjen (Pur)TNI Sudirman,S.H.,M.M., selaku Deputi Bidang Koordinasi Pemerataan Pembangunan Wilayah dan Penanggulangan, dan paparan oleh Main Speakers dari Duta Besar Kerajaan Belanda untuk Indonesia, Mr. H.E. Lambert Grijns.
Pada sambutannya, Deputi Bidang Sistem dan Strategi BNPB RI menjelaskan BMKG telah mengingatkan fenomena La Nina sejak Agustus 2021 dan diperkirakan berkembang hingga bulan Februari 2022. Data menunjukan banjir terjadi di Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Deli Serdang, dan beberapa tempat lainnya.
“Semoga hasil kegiatan seminar ini dapat menjadi input positif bagi kita semua dalam penanganan bencana banjir di Indonesia,” harap DR. Raditia Jati.
Di tempat yang sama, Deputi Bidang Koordinasi Pemerataan Pembangunan Wilayah dan Penanggulangan Kemenko PMK RI menjelaskan Penanggulangan Bencana Hidrometeorologi menjadi fokus perhatian bersama. Tidak hanya di saat darurat pasca bencana, tetapi juga pada tahap pra bencana. Langkah-langkah antisipasi bencana hidrometeorologi sangat penting untuk dilakukan oleh setiap level, mulai level provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, desa, kelurahan, hingga ke level masyarakat yang paling bawah.
“Kemenko PMK RI sebagai Kementerian Koordinator yang juga mempunyai tugas dan tanggungjawab, fungsi dalam bidang penanggulangan bencana akan terus mendorong upaya peningkatan antisipasi dan kesiapsiagaan hidrometeorologis dan mulai membudayakan kapasitas adaptasi dan tanggap bencana untuk mewujudkan Indonesia yang tangguh terhadap bencana dan tumbuh dalam pembangunannya,” tutup Sudirman.
Sementara itu, Duta Besar Kerajaan Belanda untuk Indonesia menjabarkan kunci keberhasilan negaranya menghadapi banjir adalah komitmen untuk mau berinvestasi membangun infrastruktur jangka panjang dan kerja sama semua pihak untuk penanggulangan banjir.
“Pemerintah pusat, pemerintah daerah, swasta dari berbagai sektor, hingga masyarakat, semuanya mendukung upaya untuk menangani banjir,” jelas Mr. H.E. Lambert.
Kunci sukses ini bisa ditiru dalam penanggulangan banjir di Indonesia, termasuk Jakarta. Masalah banjir tidak hanya bisa diselesaikan sendirian oleh pemerintah provinsi, harus menjadi komitmen bersama dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, serta sektor swasta dan seluruh masyarakat. “Itu sudah terbukti di Belanda dan seharusnya bisa dilakukan di Indonesia,” tutur Duta Besar Kerajaan Belanda untuk Indonesia.
“Indonesia banyak keahlian dan pengalaman dalam menangani banjir, seperti pengelolaan air dan pengelolaan banjir. Itulah alasan utama kita ingin bekerja sama dan belajar kepada Indonesia. Kami melihat geografis setiap pulau di Indonesia berbeda. Selaku pemerintah kita harus bertindak dan tidak bisa menunggu. Oleh karenanya, pemerintah harus bekerja sama dengan organisasi terkait untuk mencegah banjir dan polusi, mencegah kedaruratan dengan berbagai keahlian yang kita miliki,” tutup Mr. H. E. Lambert Grijns. (sma/tg)