JPPos.id, Tulungagung —
Suasana malam di halaman Pasar Ngunut pada Sabtu malam (1 November 2025) terasa begitu meriah dan penuh semangat kebersamaan. Ribuan warga dari berbagai penjuru Kecamatan Ngunut dan sekitarnya memadati area pasar untuk menyaksikan pagelaran wayang kulit dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-820 Kabupaten Tulungagung.
Acara yang menampilkan lakon “Semar Mbangun Kahyangan” ini menghadirkan dalang kondang yang sukses memukau penonton dengan kepiawaiannya membawakan kisah sarat makna, penuh pesan moral, dan nilai-nilai kehidupan.
Pagelaran budaya tersebut turut dihadiri langsung oleh Bupati Tulungagung H. Gatut Sunu Wibowo, S.E., M.E., bersama jajaran Forkopimda, pejabat OPD, para camat, serta tokoh masyarakat. Dalam sambutannya, Bupati Gatut Sunu menyampaikan apresiasi tinggi kepada masyarakat yang tetap menjaga dan melestarikan kesenian tradisional Jawa, khususnya wayang kulit.
“Wayang kulit bukan sekadar hiburan, tetapi juga warisan budaya yang mengandung ajaran moral, falsafah hidup, dan kearifan lokal. Melalui pagelaran ini, kita diajak untuk merenungi kembali nilai-nilai luhur warisan leluhur,” ujar Bupati Gatut Sunu.
Ia juga menekankan pentingnya menjaga persatuan, gotong royong, dan kebersamaan di tengah masyarakat, sebagaimana yang tergambar dalam kisah pewayangan.
Pertunjukan berlangsung tertib dan penuh antusiasme. Masyarakat tampak menikmati setiap adegan yang diiringi alunan gamelan khas Jawa. Banyak warga datang bersama keluarga untuk menikmati hiburan rakyat yang edukatif ini. Di sekitar area pasar, deretan pedagang kaki lima menambah semarak suasana, menjadikan malam itu penuh kehidupan dan keceriaan.
Selain pertunjukan wayang kulit, panitia juga menggelar bazar UMKM, pameran produk lokal, serta pertunjukan kesenian daerah lainnya. Kegiatan ini bertujuan memperkenalkan potensi ekonomi kreatif masyarakat Tulungagung sekaligus mempererat hubungan sosial antarwarga.
Dalam kesempatan itu, Bupati Gatut Sunu berharap kegiatan serupa dapat terus dilaksanakan setiap tahun sebagai bentuk pelestarian budaya dan penghormatan terhadap seni tradisional Jawa.
“Semoga dengan semangat kebersamaan ini, Tulungagung semakin maju, masyarakatnya sejahtera, dan budayanya tetap lestari,” tutup Bupati.
Pagelaran wayang kulit di Pasar Ngunut malam itu menjadi simbol kebanggaan masyarakat terhadap budaya lokal. Di tengah derasnya arus modernisasi, semangat menjaga warisan leluhur tetap menyala di hati warga Tulungagung. Dengan gotong royong dan rasa cinta terhadap budaya, perayaan HUT ke-820 Kabupaten Tulungagung tahun ini benar-benar terasa istimewa dan berkesan.
Pewarta: Pauji – Kabiro Tulungagung, JPPos.id








