Asal-Usul Kota Surabaya: Dari Legenda Sura dan Baya hingga Kota Metropolis Jawa Timur

Surabaya, jppos.id – Surabaya, ibu kota Provinsi Jawa Timur, bukan hanya dikenal sebagai pusat perekonomian terbesar di Indonesia bagian timur, tetapi juga memiliki sejarah panjang yang berakar pada legenda rakyat hingga catatan masa kerajaan dan kolonial.

Asal Usul Nama Surabaya

Nama Surabaya dipercaya berasal dari bahasa Jawa Kuno, yaitu “Sura” (ikan hiu) dan “Baya” (buaya). Menurut legenda, kedua hewan ini bertarung hebat memperebutkan wilayah kekuasaan. Pertarungan itu kemudian ditafsirkan sebagai simbol perlawanan antara darat dan laut, serta melambangkan keberanian dan ketangguhan masyarakat Surabaya. Semangat inilah yang kemudian melekat sebagai identitas warga “Arek Suroboyo”.

1

Kebudayaan Khas

Surabaya memiliki kebudayaan yang mencerminkan karakter masyarakatnya: keras, lugas, dan pantang menyerah. Beberapa di antaranya:

  • Ludruk: seni teater rakyat dengan kisah sehari-hari penuh humor dan pesan moral.
  • Tari Remo: tarian penyambutan tamu yang kerap jadi pembuka pertunjukan ludruk.
  • Wayang kulit dan ketoprak yang masih lestari sebagai hiburan rakyat.
  • Logat Arek Suroboyoan yang blak-blakan dan berani, menjadi identitas kuat warga Surabaya.

Pusat Ekonomi dan Perdagangan

Sebagai kota pelabuhan utama dengan Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya menjadi pusat perdagangan dan industri. Kawasan Industri Rungkut (SIER) hingga Jalan Tunjungan menggambarkan denyut bisnis modern, sementara UMKM Surabaya juga berkembang pesat di bidang makanan, kerajinan, dan batik khas.

Kota Pendidikan

Surabaya dikenal sebagai salah satu kota pendidikan di Indonesia. Perguruan tinggi ternama seperti Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Universitas Airlangga (UNAIR), dan Universitas Negeri Surabaya (UNESA) menjadi pusat lahirnya generasi intelektual.

Pariwisata Surabaya

Destinasi wisata kota ini menggabungkan nilai sejarah dan modernitas:

  • Tugu Pahlawan – simbol perjuangan 10 November 1945.
  • House of Sampoerna – museum bersejarah sekaligus galeri seni.
  • Kebun Binatang Surabaya (KBS) – salah satu kebun binatang tertua di Indonesia.
  • Kampung Lawas Maspati – kawasan wisata heritage dengan rumah tempo dulu.
  • Surabaya North Quay – destinasi modern di sekitar Pelabuhan Tanjung Perak.

Surga Kuliner Tradisional

Surabaya juga terkenal dengan ragam kuliner tradisionalnya, seperti:

  • Rujak Cingur – campuran sayur, buah, dan cingur sapi dengan bumbu petis.
  • Lontong Balap – lontong, tahu, tauge, lentho, dan kuah gurih.
  • Tahu Tek – tahu goreng dengan lontong dan bumbu kacang petis.
  • Rawon – sup daging hitam khas Jawa Timur.
  • Sate Klopo dan Semanggi Surabaya yang sering dijajakan di pinggir jalan.

Kesimpulan

Kini, Surabaya bukan hanya dikenal karena legenda asal-usulnya, tetapi juga sebagai kota modern yang menjadi pusat ekonomi, pendidikan, budaya, dan pariwisata Jawa Timur. Semangat “Sura ing Baya” — berani menghadapi bahaya tetap hidup di hati masyarakat Surabaya, menjadikan kota ini simbol keberanian sekaligus kebanggaan bangsa.

KA.biro Banyumas
Sabar Eko pramono


 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *