Rimbun Rumpun Manis Ditata
Berseri Indah Merah Delima
Pantun Dilantun Bermanis Kata
Lestarikan Mada Pujangga Lama
JPPOS.ID | KUBU RAYA – Agus Rahman, atau yang akrab dipanggil Agus Muare, merupakan salah satu seniman di Kalimantan Barat yang saat ini karya nya bersinar sampai ke manca negara. Agus Muare seorang ayah satu orang anak ini yang tumbuh di Kota Pontianak, kini menetap di Desa Kapur, Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Kuburaya, Kalimantan Barat bersama keluarganya, Sukses mendirikan rumah “Panton Pusake“. Berikut potret rumah panton Agus Muare yang jarang tersorot.
Agus Muare yang saat di wawancarai oleh Jppos.id Minggu, (19/9/2021). Itu menjelaskan bahwasannya kekayaan khasanah budaya Melayu tidak terlepas dari ungkapan, perumpamaan, syair, pantun, pepatah dan lain sebagainya, yang menandakan norma sopan santun dan tata pergaulan orang Melayu yang memiliki peradaban yang tinggi. Hal ini hanya bisa dicapai oleh suatu rumpun suku apabila telah melalui perjalanan panjang dan terus menerus.
Seniman Panton dengan nama lengkap Agus Rahman atau yang lebih akrab dipanggil Agus Muare adalah sosok seniman pantun yang pernah menjadi Kepala Desa selama dua periode ini, dan juga sebagai aktivis gerakan Credit Union Muare yang lahir di Pontianak,16 Agustus 1973. Anak Pertama dari tiga bersaudara ini lahir dari pasangan Bapak A. Kadir Saleh dengan Ibu Sa’ emah. Alumnus SMA Negeri 6 Pontianak.
Saat mengunjungi sarapan pagi tempat usaha kecil nya, Agus Muare menyatakan, Kecintaannya pada Sastra dimulai sejak bangku SMA dengan menulis bait-bait puisi. Dan saat ini menekuni seni tutur Pantun, menulis buku Pantun, dan ia juga mendirikan Rumah Pantun di Desa Kapur, Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Kuburaya, Kalimantan Barat.
Agus Muare yang juga sebagai narasumber tetap dalam acara Pantun Kita di stasiun radio Pro-4 RRI Pontianak, ini ternyata kerab juga dipercayai sebagai presenter dalam acara Bijak Berpantun Bersama Agus Muare di stasiun televisi PonTV. Dan Ia juga pernah tampil dalam acara kunjungan gelar budaya serumpun, berbalas pantun antara RRI dengan RTM Malaysia.
PANTUN
Tepak sireh lengkap berkacep
Pinang di dalam sudah tak bersambut
Sireh pinang silakan dicicep
Barulah saya sampaikan hajat dan maksud
Sejatinya, Agus Muare mengungkapkan, upaya melestarikan budaya melayu bukan hanya tanggung jawab segelintir orang saja, tapi merupakan tanggung jawab bersama. Agar Melayu tidak hilang dari muka bumi, maka menjaga adat resam budaya Melayu menjadi kewajiban setiap individu yang menyebut jati dirinya sebagai Bangsa Melayu.
“Integrasi berbagai pihak seperti pemerintah, lembaga, individu diperlukan untuk melestarikan nilai luhur budaya bangsa dan menjaga bangsa ini dari serbuan budaya asing, Indonesia adalah negara yang kaya dengan berbagai seni, ada dan budaya yang mesti kita lestarikan,” ungkap Agus Muare.
“Apalagi rumpun suku Melayu merupakan suku yang tersebar di merata tempat di bumi nusantara, bahkan hingga ke mancanegara. Saya yakin suku Melayu akan menjadi salah satu suku yang akan tetap hadir mewarnai kehidupan berbangsa dan bernegara di Negara Kesatuan Republik Indonesia sampai kapan jua, karena tikam melayu itu bukan dengan badik tetapi betikam dengan madah dan adab,” terangnya. (Iz)