JPPOS.ID | PONTIANAK – Puluhan tahun lalu, armada angkutan kota atau lebih dikenal dengan sebutan oplet, menjadi moda transportasi umum yang populer di Kota Pontianak, Kalimantan Barat. Namun seiring berkembangnya zaman, penumpang dan jumlah oplet kini semakin berkurang apalagi dimasa Pandemi seperti sekarang ini. Di sebuah pangkalan oplet di sudut Jalan Terminal Siantan Pontianak misalnya, tampak berbaris rapi oplet berwarna kuning dan biru.
Sesekali terlihat satu dua penumpang menaiki oplet tersebut. Mereka masih memilih mengunakan oplet dengan alasan biaya lebih murah dan tidak repot untuk membawa kendaraan pribadi. Tidak sedikit masyarakat Kota Pontianak kini telah memiliki kendaraan pribadi dan mulai menyingkirkan oplet.
Hanya segelintir saja yang masih menggunakan oplet, seperti buruh di pasar, pedagang, dan beberapa masyarakat yang berbelanja di pasar. Kang Mus (40), sopir oplet rute Siantan – Jungkat mengaku, penumpang Oplet kini semakin hari semakin menurun, Senin (23/8/2021).
Dalam satu hari, ia hanya memperoleh penghasilan kotor maksimal Rp.150 ribu dengan tarif Rp.5 ribu per orang.
Menurut Kang Mus, saat ini oplet taryek Siantan -Jungkat hanya tersisa kurang lebih sekitar 30 unit dan dibagi menjadi dua kelompok, yakni A dan B dengan sistem bergilir.
Pengoperasian oplet diatur oleh time keeper atau seorang pengatur waktu agar lebih teratur. Biasanya dalam rentang waktu 10 menit, oplet harus jalan meninggalkan pangkalan, ada atau tidaknya penumpang. Sopir bisa mengangkut penumpang di jalan.
Kang Mus atau biasa dipanggil Mus ini, mengendarai oplet tua yang sudah tampak tak terawat. Ia mengaku tak mampu melakukan perawatan terhadap opletnya karena kendala biaya. Jika opletnya rusak, dia hanya meminta bantuan dari teman sesama sopir untuk memperbaiki.
“Cat body oplet pun dia kelir hanya dengan menggunakan cat bangunan. Masa depan Oplet ini suram. Semakin hari, jumlah penumpang semakin menurun. Dulu, Oplet-oplet ini beroperasi hingga malam. Namun sekarang hanya beroperasi hingga pukul 5 sore,” ujarnya.
Mus memilih masih bertahan menjadi sopir oplet hingga saat ini karena tidak ada pekerjaan lain yang bisa dia lakukan. Itu pun hanya beroperasi hingga pukul 12 siang saja. Saat rute oplet miliknya menuju ke Jungkat, ia langsung pulang ke rumah dengan alasan semakin siang, penumpang semakin minim.
Oplet, telah menjadi moda transportasi umum yang tak kalah populer dengan bis kota pada masanya. Seiring zaman, kini oplet semakin dilupakan. Meski demikian, keberadaanya masih bertahan. Berbeda dengan bis kota yang sudah tak lagi beroperasi.
Jadi jangan heran jika kini di pusat Kota Pontianak, lalu lalang armada oplet kian hari kian sepi. Begitu juga dengan penumpangnya. Oplet kini seperti hidup segan mati tak mau. (Ty)