Menteri Suharso Ungkap Karakter Kepemimpinan yang Dibutuhkan Generasi Z

JPPOS.ID || JAKARTA – Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Suharso Monoarfa mengatakan, terdapat beberapa potensi pemuda yang perlu dioptimalkan.

Hal ini diucapkan saat menjadi salah pembicara dalam Event Road to Z Future Leader, dengan tema “Memaknai Hari Kemerdekaan ala Gen Z”, Rabu (18/08/2021).

Potensi tersebut dijelaskan Menteri antara lain potensi spiritual, potensi intelektual, potensi emosional, dan potensi fisik.

Dalam kesempatan itu, Menteri juga menjelaskan bahwa transformasi digital menyebabkan disrupsi di pasar kerja, Oleh karena itu Menurutnya diperlukan peningkatan skill pemuda.

Salah satunya, Menteri menilai pemuda perlu beradaptasi terhadap perubahan dan cara bisnis beradaptasi.

“Bisnis yang cepat mengalami pemulihan adalah yang cepat mengambil pelajaran dari adanya pandemi dan menjalankan kembali pabrik dengan fokus perubahan pada kreativitas,” ucap Menteri.

“Diperlukan bisnis dengan adaptasi terhadap sistem dan suasana kerja yang tidak kontak langsung yang menggunakan digital dan teknologi untuk mendorong produktivitas pekerja,” lanjutnya.

Menteri juga mengungkapkan inovasi menjadi kunci kesuksesan, karena industri dihadapkan pada perubahan struktur biaya akibat adanya otomatisasi dan digitalisasi.

Selain itu, Menteri menekankan perlunya reskilling dan upskilling. Krisis Covid-19 dan perpindahan selanjutnya ke model kerja hybrid mempercepat kebutuhan akan keterampilan tenaga kerja baru, terutama kemampuan sosial, emosional, dan kognitif tingkat lanjut.

“Di era perubahan yang semakin cepat ini, kemampuan beradaptasi tidak hanya bisa tetapi harus dipupuk,” ungkapnya.

Menutup paparannya, Menteri menjelaskan karakter kepemimpinan yang dibutuhkan gen Z. Pertama, digital mindset, yaitu pemanfaatan teknologi dalam rangka efektivitas dan efisiensi

Kedua, Brave to be Different, yaitu berani untuk berinovasi, baik dalam berpikir, membuat kebijakan maupun penampilan.

Ketiga, inklusif, yaitu tidak berperan sebagai seorang bos namun dapat berperan sebagai leader, mentor dan teman.

Keempat, observer dan active listener, yaitu kedekatan dengan milenial secara langsung maupun melalui media sosial. Kelima, Agile, yaitu cepat beradaptasi dan responsif terhadap perubahaan.(Effendi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *