jppos.id, Jakarta – Hari Guru Sedunia yang diperingati setiap 5 Oktober merupakan momen besar untuk merayakan peran serta perubahan yang telah dilakukan guru bagi dunia pendidikan. Dengan berbagai tantangan yang muncul saat ini, kemampuan adaptasi dan kreativitas guru menjadi kunci yang menentukan arah dunia pendidikan dan patut mendapatkan apresiasi, termasuk upaya guru ketika menjadikan pembelajaran terpusat pada siswa, seperti prinsip gerakan Merdeka Belajar.
Dalam webinar Silaturahmi Merdeka Belajar (SMB) episode “Suara Guru, Suara Masa Depan: Tergerak, Bergerak, dan Menggerakkan”, Sekretaris Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Sesditjen GTK) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Temu Ismail, menyampaikan apresiasinya atas kontribusi guru-guru Indonesia yang telah membawa kemajuan pada pembangunan pendidikan nasional dalam mewujudkan SDM yang unggul.
“Kami menyadari guru-guru kita hebat sekali. Dengan berbagai tantangan yang dihadapi di sekolah dan di lingkungannya masing-masing, telah memberikan solusi dan juga mitigasi yang baik,” ujar Temu saat webinar SMB pada Kamis, (3/10).
Ia menambahkan, dari 26 episode kebijakan Merdeka Belajar, 16 di antaranya merupakan kebijakan yang terkait guru dan tenaga kependidikan. Menurutnya, hal ini menunjukkan betapa pentingnya guru di dunia pendidikan. “Kemendikbudristek berkomitmen untuk menjadikan profesi guru lebih bermartabat, lebih terhormat, lebih membanggakan, dan menjadikan profesi guru sebagai pemimpin pembelajaran dan agen transformasi pendidikan,” katanya.
Pada peringatan Hari Guru Sedunia, UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization) mengangkat tema “Suara Guru Adalah Suara Masa Depan Pendidikan.” Program Officer UNESCO Jakarta, Gunawan Zakki, menyampaikan alasan di balik tema tersebut, yaitu penting untuk mendengarkan dan mengapresiasi suara guru.
“Guru merupakan jantung dari transformasi pendidikan. Oleh sebab itu saatnya sekarang kita untuk mendengarkan suara-suara guru,” tutur Zakki.
Ia menambahkan bahwa dengan mendengar suara guru, maka keputusan yang diambil Kemendikbudristek bagi para pemangku kepentingan akan menjadi keputusan yang sesuai dengan situasi di lingkungan masyarakat Indonesia. Karena itu UNESCO mengampanyekan kepada seluruh masyarakat pendidik di dunia untuk terus bersuara, terus menyampaikan kebaikan-kebaikan, terus bercerita tentang inovasi yang ditujukan kepada pengambil kebijakan.
Dalam webinar yang sama, guru Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (PJOK), Ali Zaenal, memaknai Hari Guru Sedunia dengan aktif menciptakan dan menyuarakan inovasi-inovasi sederhana di sekitarnya dan selalu memberikan yang terbaik untuk menghadapi tantangan dalam memajukan pendidikan. Ia juga menekankan pentingnya dukungan antarguru agar siswa mendapatkan pendidikan terbaik.
Baginya, melalui program Merdeka Belajar, ia bisa mendapatkan ruang yang lebih luas untuk secara bertahap mencapai pendidikan yang lebih baik melalui inovasi, sehingga para guru dapat menciptakan ide-ide dan mewujudkan lingkungan yang menarik bagi siswa, namun tetap kontekstual.
“Saya ingin melihat mereka, murid-murid saya, murid-murid di Indonesia ini, tumbuh menjadi generasi yang terus bertumbuh dengan semangat berproses. Semakin meningkat kompetensinya, semakin lebih baik, sehingga mampu menghadapi tantangan zaman,” katanya.
Guru SMPN 4 Karangploso Satu Atap Malang, Churotul Mafiroh, menyampaikan bahwa salah satu program pemerintah yakni Program Guru Penggerak memberikan inspirasi kepada para guru sebagai penggerak untuk lebih percaya diri dalam membangun perubahan yang lebih baik.
“Program ini juga terus menginspirasi kepada kami agar terus belajar dan terus berinovasi, dan Sebagai guru penggerak, tentunya menjadi semakin percaya diri untuk terus berperan sebagai agen perubahan baik di sekolah maupun di komunitas,” tutur Churotul. Ia juga mengucapkan terima kasih kepada pemerintah atas manfaat yang dirasakan dari program-program tersebut.
Ridwan