Kukuhkan 42 Pelajar Duta Aksi Iklim, YAFSI Harapkan Tumbuhnya Kesadaran Pelajar Terhadap Lingkungan

JPPOS.ID ||Medan. Yayasan Fajar Sejahtera Indonesia (YAFSI) menggelar sosialisasi dan mini workshop terhadap dampak perubahan iklim kepada puluhan pelajar SMP di Kota Medan, di Cafe Anggrek, Jalan Pelajar, Medan, Selasa (1/10).

Dalam kegiatannya, YAFSI sebagai lembaga non-profit yang fokus pada program literasi dan perlindungan anak ini didukung dari Tanggung Jawab Sosial Perusahaan PT Corteva Agrisciences Manufacturing Indonesia Tahun 2024.

“Dalam kegiatan ini, YAFSI mengundang 2 pelajar dari 21 SMP bersama seorang guru pendamping se Kota Medan. Para pelajar kita kukuhkan menjadi duta Aksi Iklim Kota Medan,” Ketua YAFSI Badriyah SSos MSP di sela acara.

Menurut Badriyah, kegiatan ini merupakan satu rangkaian kegiatan CAPAI ASA, Perlindungan Anak, Aksi Iklim dan Kesadaran Sekolah yang Inklusif. “CAPAI ASA ini akan berjalan kurang lebih tiga bulan mulai Oktober hingga akhir Desember tahun ini,” jelasnya.

Beberapa rangkaian yang dilakukan, sosialisasi dan mini workshop, peningkatan kompetensi untuk guru mata pelajaran, dan akan ada pengembangan UMKN dapur CAPAI ASA serta kompetisi vlog anak.

Badriyah menegaskan, inti dari kegiatan ini bagaimana menanamkan aksi iklim itu sangat penting karena melihat fenomena dari perubahan iklim yang sangat luar biasa. YAFSI tidak ingin melihat anak-anak menjadi korban dari perubahan iklim. Akan tetapi, bagaimana anak anak ini bisa menjadi agen perubahan dan menjadi pemimpin peduli lingkungan sejak dini.

“Kita melakukan pendekatan berbasis sekolah. Kita menganggap sekolah punya peranan penting dalam membentuk karakter dan kepribadian sesuai kapasitas anak usia sekolah,” jelas Badriyah lagi.

Dia menambahkan, perubahan iklim menjadi isu yang sangat penting karena memang faktanya sudah terjadi dan sangat berdampak khususnya terhadap anak. Laporan APA pada Oktober 2023, perubahan iklim dapat mengancam kesehatan mental anak-anak, mulai dari sebelum mereka lahir hingga masa remaja.

Gelombang panas, bencana cuaca ekstrem, dan kualitas udara yang buruk dapat mempengaruhi perkembangan kognitif dan emosional anak-anak, bahkan meningkatkan risiko bunuh diri.

YAFSI mengharapkan 42 anak yang menjadi duta iklim ini bisa menyebarkan ke satu kelas, dua kelas bahkan satu sekolah tentang ilmu perubahan iklim yang didapat selama sosialisasi.

Deby Willy Amanda, guru SD IT Indah mengaku membawa dua muridnya ke acara tersebut, M Ghalin dan Queensha. “Acara ini sangat bagus karena bisa memberikan contoh kepada anak-anak tentang peduli lingkungan. Tidak membuang sampah sembarangan. Kemudian, anak yang menjadi duta iklim ini diharapkan bisa menerapkan ilmu yang didapat sesuai dengan kegiatan sekolah yang ada,” ungkap guru bidang studi Bahasa Indonesia ini.

Penguatan kompetensi guru mata pelajaran khususnya Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris dalam proses pendidikan perubahan iklim juga sudah berbasiskan kurikulum Merdeka Belajar.

Selain materi dari bidang pendidikan, acara juga diisi pemaparan dari DAI TV tentang teknik pengambilan foto dan video. Seluruh rangkaian kegiatan mendapat antusiasme para pelajar.

(red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *