JPPOS.ID || BENGKULU SELUMA – Desa Niur, Kecamatan Sukaraja Kabupaten Seluma Provinsi Bengkulu,Dalam setiap pembangunan di Desa Niur dipenelusuran tim awak media Jppos terdapat beberapa bangunan yang menggunakan Dana Desa diduga ditemukan adanya kejanggalan dalam penggunaan anggaran yang tidak sesuai dengan Rencana Anggaran Belanja.
Dalam Penelusuran awak media ada beberapa proyek yang menggunakan anggaran begitu besar dan sangat tidak sesuai dengan fisik bangunan,adapun bangunan itu adalah gedung Posyandu yang menelan anggaran Rp260.545.900,mengingat gedung tersebut dibangun nempel dengan gedung balai desa dan Pembuatan kolam ikan yang menelan anggaran Rp129.284.000 (seratus dua puluh sembilan juta dua ratus delapan puluh empat ribu rupiah)
Dari kedua proyek ini masih adalah lagi proyek pembuatan Sireng pasang juga diduga menelan anggaran yang sangat siknipikan,bahkan dari segi mutu juga terkesan asal jadi,mengingat bangunan Sireng Pasang yang menelan anggaran Rp61.268.000 (enam puluh satu juta dua ratus enam puluh delapan ribu rupiah) bangunan tersebut belum lama selesai namun pinggiran Sireng sudah retak sehingga kalau dibiarkan Sireng Pasang tersebut akan roboh,belum lagi dari berbagai proyek lainya juga masih ada yang janggal dalam proses pembangunannya.
Namun saat tim berusaha meminta tanggapan dari kepala desa tentang banyaknya kejanggalan disetiap bangunan yang menggunakan Dana Desa lewat Sosial Media,kepala Desa Niur Johana Satar SE,setelah dua hari menunggu jawaban akan tanggapan prihal bangunan Dana Desa termasuk banyaknya perangkat desa yang masih mempunyai ikatan saudara
Mulai sekretaris Desa,juga Badan Perwakilan Desa (BPD) bahkan dibeberapa kepala Dusun (Kadus) juga masih ada ikatan saudara yang sangat dekat
Dalam hal ini dalam satu kantor desa yang dipenuhi dengan adanya tali persaudaraan diduga maraknya korupsi dan sangat sulit terdeteksi kepublik,apalagi jabatan yang mereka selama menjabat didesa ada yang lebih lima tahun bahkan ada yang lebih 10 tahun,Mengingat lamanya masa jabatan tentu berpengalaman dalam pengelolaan dana desa.
Red/Heno.