JPPOS.ID, Jakarta, Polda MetroJaya memastikan praktek pemalakan yang terjadi di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakut sudah berjalan lama. Diduga ada oknum yang terlibat dalam hal ini.
Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya,Kombes.Pol.Yusri Yunus,mengatakan,
“Kami masih jalani. Mari kita pecahkan masalahnya. Ini baru permukaan yang diamankan, apakah lain-lain juga masih ada? Apakah ada jaringan-jaringan? Apakah ada yang nyuruh mereka? Kita cari tahu,” kata nya kepada wartawan di Mapolres Jakut Jalan Yos Sudarso, Tanjung Priok, Jakut, Jumat (11/6).
Yusri memastikan, Polri akan menindak tegas berupa pemecatan apabila ada keterlibatan oknum yang bermain.
“Ini nggak hanya berhenti sampai di sini. Tim ini akan bergerak. Kita cari, Polisi turun untuk bersama-sama memecahkan. Polisi turun untuk gimana kita memecahkan masalah, sama dengan masalah sekarang ini. Kenapa truk itu sampai macet. Karena ada indikasi mereka untuk sengaja memacetkan. Inilah salah satu cara mereka. Makanya kita perlu berdiskusi dengan stakeholder terkait. Kami mengharapkan pelaku-pelaku ini kita jerat hukuman dan rekomendasi pemecatan,” ujar Yusri.
Menurut Yusri, dari hasil penyidikan ada dua perusahaan di Pelabuhan Tanjung Priok yang karyawannya terlibat pungli.
“Saya katakan lagi, ini sudah cukup lama. Bukan baru kali ini kami amankan preman yang mengganggu sopir di lapangan. Kalau yang pelaku-pelaku lain dalam 2 perusahaan Fortune dan Dwipa Kharisma. Ini pegawai dalamnya, dalam internal mereka semuanya. Makanya kami harapkan, ayo segera laporkan ke kami. Ini dalam perusahaan mereka sendiri, mereka bermain. Kalau preman di lapangan itu sudah sering kita lakukan penangkapan,” jelas Yusri.
“Satu yang perlu disampaikan lagi. Kami temukan di HP itu ‘hati-hati ada gerombolan yang datang ke sini’. Ini pelaku-pelaku semuanya. Makanya kami akan proses betul. Kepada yang lain juga stop! Karena ini sudah cukup lama mereka,” kata Yusri lagi.
Yusri menegaskan, untuk jumlah praktek pungli bervariasi mulai dari Rp2.000-Rp5.000.
“Saya ambil contoh ada lima pos ya. Di pos 1 Fortune saja di pintu masuk security harus bayar Rp2.000. Kemudian pos 2 masuk, biayanya masuk lagi Rp2.000. Masuk ke pos 3, itu harus bayar Rp2.000-5.000. Ini saya ambil kecilnya karena kalau siang itu beda dengan malam, pengawasan siang lebih ketat,” terang Yusri.
“Pengawasan bayar min Rp5.000, terakhir keluar dipo harus bayar lagi Rp2.000. Jadi total di Fortune ini sekitar Rp15.000. Satu hari bisa 300 kendaraan kontainer lo. Coba dikalikan. Sekitar Rp 6 juta yang dikeluarkan oleh sopir-sopir. Kemudian perusahaan DKM, ada 4 pos. Total semua per 1 kontainer ada Rp11 ribu. Sehari bisa Rp350-500 ribu untuk kendaraan per 1 kontainer, belum lagi preman-preman yang di luar itu Sengaja buat macet, kemudian ketok kaca minta uang,” lajut Yusri.
Polres Pelabuhan Tanjung Priok dan Polres Jakut telah mengamankan 49 orang preman yang diduga melakukan pungli kepada sopir kontainer, “Yang kami amankan ada 49 orang dengan peran masing-masing dengan kelompok dan pos masing-masing diamankan. Dari ruang lingkup Polres Jakut mengamankan 42 orang dan Polres Pelabuhan Tanjung Priok 7 orang,” ucap Yusri.
Konferensi pers ini juga di hadiri,oleh Kapolres Metro Jakarta Utara,Kombes.Guruh Arif Darmawan.S.I.K dan juga Kapolres Pelabuhan Tanjung Priok, AKBP.Putu Kholis Aryana.S.I.K, beserta jajaran nya.
Seperti diketahui sebelumnya, sejumlah sopir truk kontainer curhat kepada Presiden Jokowi, Kamis (10/6).
Dalam curhat itu, sopir kontainer sering dipalak oleh preman ketika masuk ke Pelabuhan Tanjung Priok. Mendengar itu, Jokowi lalu menelpon Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk membersihkan Pelabuhan Tanjung Priok dari preman.(Effendi).