Ethnowellness Spa di Indonesia Semakin Diminati dan Akan Berkibar di Manca Negara

jppos.id, Jakarta – Sejumlah dokter melakukan deklarasi Pembentukan Asosiasi Dokter Ethno Wellness Indonesia atau yang disebut dengan (ADEWI) di Penn Resto di Jl. Wolter Monginsidi, Jakarta Selatan pada Jumat (20/10/2023).

Deklarasi sekaligus seminar nasional bertemakan “Pengembangan Ethnowellness Brand Indonesia Dalam Pelayanan Kesehatan Indonesia” itu menghadirkan tokoh nasional sekaligus Ketua Board of ETNA, Dr. Tanri Abeng MBA dan sejumlah pegiat yang konsern dalam bidang ethnowellness Nusantara (ETNA).

Ketua Panitia dr Syarief Hudaya mengatakan bahwa acara sarasehan dan diskusi ini sebagai pengembangan modalitas dan upgrading layanan spa ethnowellness.

“Board of ETNA sebagai eko sistem health tourism brand Indonesia bersiap untuk menuju brand dunia,” ujar dr Syarief Hudaya.

Karena itu, lanjutnya, dibutuhkan industri farmasi dalam pengembangan modalitas ramuan herbal dalam pelayanan ethnowellness.

“Peran profesi dokter dalam Board of ETNA juga dibutuhkan agar pengembangan ethnowellness medis di pelayanan kesehatan bisa terintegrasi,” tambahnya.

Selain itu, acara ini sebagai upaya pengembangan layanan ethnowellness spa sebagai brand health tourism di hotel dan destinasi-destinasi wisata.

Kemudian juga tentang pengembangan ethnowellness aromaterapi medis dengan modalitas bahan obat alam asli Indonesia.

“Di sini ada peluang potensi herbal sebagai wellness neurologis agent. Pelayanan kesehatan ethnowellness berbasis tanaman obat dan obat tradisional Indonesia,” terangnya.

dr Syarief Hudaya juga mengungkapkan banyaknya peluang ethnowellness medis Indonesia dalam layanan wellness dunia.

“Ethnowellness thearpy harus dilakukan yesterday, today and tomorrow,” tegasnya.

Wakil Ketua Board of Etna, Agnes Lourda Hutagalung optimis Board of ETNA mampu membangun usaha dengan menargetkan 1000 wellness medis dan 1000 wellness spa di Indonesia dalam 2 atau tiga tahun mendatang.

“Tadi disampaikan ada total 60.000 tenaga spa wellness. Kita nggak usah ngomong 60.000, kita bicara yang bintang lima ada lima ratusan yang bintang 4 yang bintang 3 ada lima ratusan, jadi total 1000,” ujarnya.

“Kenapa hanya 1000? Karena mereka yang value-nya lebih tinggi, supaya nilai ekonominya langsung berasa buat devisa. Jadi kita main di situ dulu. Jadi yang seribu itu saya berharap ada satu nama di ruangan ini,” katanya.

Dengan hitungan tersebut, lanjut Lourda, paling tidak bisa memberikan devisa dalam 1 bulan sebesar Rp 30 jutaan.

“30 juta itu sudah dipotong segala macam biaya, termasuk sudah setoran ke Bank Mandiri,” tambahnya.

Karena itu, dia meminta semua yang berminat dalam pengembangan spa wellness ini harus mengatur siapa yang ditraining lebih dulu.

“Yang ditraining itu harus mendaftarkan dengan merekrut teman-temannya. Kalian yang namanya masuk enggak mungkin langsung ditraining. Ada kelas-kelasnya. Jadi mohon pendaftaran bisa mengarahkan ke bawah supaya bisa di prioritaskan,” jelasnya.

Ridwan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *